Perut sangat lapar, meronta
ingin segera diisi saat kami selesai mandi dan bersih-bersih. Aneka makanan ringan sebagai bekal sudah habis
dibagi untuk ikan-ikan di Taman Nemo hehehe. Ayooo segera masuk mobil untuk
lanjutkan perjalanan. Kami sengaja melaparkan diri agar saat santap makanan
dalam kondisi lapar maksimal J.
Jam
makan siang sudah lewat, mobil melaju menuju arah kota Bandar Lampung ( BanLam).
Tujuan kami adalah mencari tempat makan yang menyajikan masakan khas
Lampung. Saya dan teman-teman penikmat masakan daerah. Hanya kemplang
yang kami tahu sebagai ciri dari Lampung. Bang Zul merekomendasikan Cikwo
Resto, menurutnya itu adalah resto paling lengkap untuk masakan khas Lampung.
Mari kita buktikan.
‘Ini ke arah mana Zul…? Om Didi
mencoba mengingat tanah kelahiran yang sudah lama ditinggalkannya. “Teluk
Betung, Om”, sahut dari kursi belakang. Okey…sippp…belok kanan. Itu dia Jln Nusa Indah. Resto Cikwo ada di sisi kanan
Jln Nusa Indah, Papan nama besar terpasang di bagian pagarnya. Halamanny cukup
luas dengan aneka tanaman, dibuat seperti rumah tinggal. Ciri dibagian depan
yang lain adalah siger, simbol khas dari daerah ini berbentuk segitiga berwarna
emas dengan jumlah lekuk tertentu, ada yang berjumlah 7 ada yang berjumlah 9. Di
sini diletakkan persis di halaman depan, berukuran besar.
Begitu memasuki pintu resto,
aroma Lampung sudah sangat terasa. Tagline resto menggunakan bahasa daerah, di
dinding banyak sekali perkakas dapur namun sudah langka untuk saat ini dan
merupakan khas Lampung. Yeaaaay ada pakaian adat yang bisa digunakan oleh
pengunjung untuk diabadikan, dan tentu saja kami semua memanfaatkan berbagai
aksesoris yang ada untuk berfoto.
Kami memilih duduk lesehan yang
berada di luar, ditemani alunan lagu Lampung. Daftar menu diberikan dengan
senyum ramah dari petugas resto. Waaaaaw….ini apa?....tak ada satupun yang kami
mengerti, eeeh Bang Zul ternyata benar putra Lampung, diterangkannya satu
persatu. Saya lalu memutuskan untuk memesan semuanya, penasaran dengan rasanya.
Oh yaaa, menu andalan tentu menjadi pilihan pertama yaitu serbat kuweni. Sambil menunggu pesanan, saya dan Om Didi sholat
ashar terlebih dahulu. Nilai plus Cikwo bertambah lagi, kamar mandi yang bersih
serta tersedianya mushola dengan ukuran yang tidak sempit membuat saya
bertambah senang singgah di sini.
Makcik dan Yunie masih berfoto,
hari ini kami menjadi muli mekhanai atau putri lampung lengkap dengan siger dan
kain tapisnya. Di ruangan AC ada bagian dinding yang dihias kain khas dan aksara Lampung. Indah nian.
Naaaaah, menu sudah tersaji
lengkap. Alhmdlh kami masih mendapatkan serbat kuweni, rasanya segaaaaar. Wangi
buah kuweni tentu saja. Kak Alle langsung habis tandas satu gelas. Harga 12
ribu terasa murah untuk minuman segar ini. Dan ternyata gula aren yang
digunakan sebagai campuran minuman ini bukan
sembarang gula aren. Cikwo hanya menggunakan gula aren dari Krui, daerah
pesisir Lampung.
Menu makan kali ini benar-benar
istimewa, ada seruit polos, ikan disajikan dengan lalapan. Sop Iwa Tuhuk/ blue
marlin, Khalipu sambal, masakan dengan bahan baku keong mas, agak kenyal khas
keong dan bumbunya itu sedaaap banget dah, Pandap yaitu masakan yang dibungkus daun
talas muda, isinya parutan kelapa, potongan ikan dan rempah, gabing nah ini saya
sampai pesan ulang karena rasanya nagih terus. Terbuat dari pucuk batang kelapa
muda lalu diolah bersantan kuning , aneka sambal termasuk sambal mentah
Tidak perlu menunggu lama, menu
di meja ini tandas. Disini disediakan
pula jengkol muda dan petai. Kaka Alle sangat senang jengkol muda sedangkan
bang Zul penikmat petai. Saya memesan porsi tambahan gabing dan khalipu sambal, rasanya luaaar biasaaa. Gabing adalah masakan membutuhkan bahan khas, pucuk batang kelapa muda seperti yang dijelaskan oleh bang Zul saat kami pesan diawal.
Dengan biaya kurang lebih tiga
ratus ribu, menu yang lezat dan tentu membuat ketagihan dari kami ber-enam,
rasanya tepat jika saya katakan bahwa menu Cikwo harganya pas di kantong , dan
rasanya benar seperti yang ada di taglinenya pasti ketagehan.
Bagi anda yang sedang menikmati
wisata di Lampung tepatnya BanLam jangan lupa untuk singgah di sini.
Singgah pay, cecas pay, pasti
ketagehan J
Perut kami sudah terisi dengan aneka masakan Lampung, bersiap lanjutkan perjalanan,
tinggalkan Cikwo Resto namun sebelum masuk mobil, kami sempatkan untuk berfoto
di depan siger.
Cikwo terus lestarikan masakan
daerah, saya akan mampir lagi jika berkesempatan ke BanLam kembali. Singgah pay……………..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar