Sabtu, 06 Desember 2014

Menghirup Oksigen di Curug Cihurang dan Cigamea Bogor

Sudah malam minggu lagi nih, dan teringat malam minggu yang lalu saat saya merencanakan pergi ke Bogor bersama  tim bunder.  Tim ini anggotanya bunder-bunder hahaha  kecuali saya.  Malam itu kami chat bersama sekadar mengobrol ringan, eeeeh ternyata kita sepakat untuk jalan di minggu pagi mencari oksigen diluar  Jakarta. Bogor tujuan kami. Sekitar jam setengah tujuh pagi saya dan bang Zul bertemu di Kebon Jeruk, lanjut ke rumah mbak Dian di daerah  Srengseng untuk sarapan pagi. Mbak Dian ini jago masak, jadi sengaja saya gak sarapan dari rumah hehe. Lupa arah menuju Srengseng  taksi muter-muter sebentar akhirnya sampai juga di Gang Mandor Salim. Mendoan, teh anget, plus mie goreng lengkap dengan udang bakso sudah menunggu untuk disantap. Selagi sarapan ketua tim datang dengan jagoan ciliknya. Utha namanya, baru 3,5 tahun, lucu dan suka ngoceh.  Menyelesaikan sarapan lalu kami semua pamit berangkat menuju  Bogor.  

Jalanan Lancar, obrolan dimobil diisi dengan rencana ingin mengadakan seminar yang tidak 100% berbau obat. Seru karena akhirnya ide-ide gila bertebaran. Ditambah cerita seputar kuliah beberapa tahun yang lalu, maka perjalanan menjadi tidak terasa.  Saya pernah mengunjungi  tempat ini  5 tahun yang lalu, namun tidak ingat arah yang pasti karena banyaknya pertigaan selama perjalanan. Yang Pasti saya harus masuk kawasan IPB Dramaga dulu baru tanya jalan menuju Cibatok lalu masuk desa Pamijahan. Kita ingin main air di curug seribu, curug yang terletak di kaki gunung salak. Ada beberapa curug disana, dan kita penasaran dengan curug yang paling tinggi dan banyak yaitu curug seribu. Tepat menjelang makan siang, kita sampai di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah. Segeeeeer banget, udara siang tak terasa, yang ada kita pingin banget berjalan kaki sambil mengambil napas dalam-dalam. Pohon-pohon rindang dan besar disisi kiri kanan, dan sudah pasti mobil kita parkir sebentar untuk mengambil gambar. Oya untuk masuk kawasan ini, tarif masuknya Rp.5000/orang dan Rp.10.000 untuk mobil yang kita gunakan. 
Tepi jalan pintu masuk Kawasan G.Salak Endah
                                          
Utha baru bangun dan langsung ikut poto :D
        Selesai ambil gambar, kita lanjut lagi dan semua langsung berteriaaaak….Kereeeeen…mauuu Potooo…saat  melintasi hutan pinus. Mobil parkir lagi dan kali ini tidak sebentar karena tempatnya Indah sekali, utha pun ikut sibuk take a picture. Utha ini seneng banget kalo difoto, mirip dengan bundanya, mirip juga dengan tante-tantenya heheh.  Ayoo sudah selfienya..kapan nyampe curug nih…bang Zul mengingatkan kita semua. 



Hutan Pinus yang Menggoda
Bergegas masuk mobil dan mulai terlihat banyak tanda panah dengan nama-nama curug. Kawasan ini memang terkenal dengan banyaknya curug alias air terjun. Kita putuskan untuk ke Curug Cihurang, cukup jalan kaki sebentar tanpa naik turun, curug sudah terlihat. Utha masih takut untuk foto disini, sedangkan bundanya plus tantenya sibuk ambil gambar. 

Berpose di Pintu masuk Cihurang

bunda Winda bebaaas euuy

Airnya jerniiiihhh pingin mandi
Curugnya tidak terlalu tinggi namun tetap indah. Ada dua air terjun di curug cihurang ini. Jernih sekali, airnya sudah pasti dingiiiiin......Kami tidak lama disini, karena kita ingin menuju curug seribu, yang tingginya mencapai 100 meter. Curug ngumpet dan Pangeran kita lewati. Rintik Hujan mulai turun, bertanya kepada penduduk yang kita temui arah menuju curug seribu. Ternyata kami tidak disarankan kesana, selain jarak tempuh yang cukup jauh  (berjalan 2 km) ternyata banyak pohon tumbang karena hujan saat itu diikuti angin besar juga. Akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti sarannya. Dan perjalanan dilanjutkan menuju curug cigamea. Angin dan sejuknya udara gunung tambah terasa, dingiiiin….breeeer…tempat parkirnya sangat luas, dan ternyata untuk mencapai curug kita mesti  naik turun tangga. Sempat take a picture dipintu masuk, lalu kami bersiap untuk menuruni anak tangga yang lumayan jauh. Dari ketinggian saya bisa melihat curug yang tersembunyi di tengah rimbunnya pohon-pohonan. Indah sangat. 


Utha...jalan naik turun tanpa gendong
Tak sabar ingin segera sampai…..eeeeh  hujan menderas, menepi sebentar dan akhirnya memutuskan sambil menunggu reda mencoba terapi dengan ikan. 
Sempat ragu karena takut akhirnya perlahan kaki mulai menyentuh air dan woowwww..geliiiiii..karena ikan-ikan kecil langsung berkerumun membersihkan sel kulit mati. Akhirnya jadi berani, kaki kiri lanjut masuk ke air. Senang…murah hanya Rp.5000 sepuasnya. Setelah bersih, ikan-ikan tersebut mulai menjauh.  
terapi ikan, pingin lagi deh
Bersamaan dengan selesainya ikan memangsa sel mati di kaki, hujan reda, mentari bersinar. Lanjut turun tangga. Utha bocah cilik yang kita khawatirkan minta digendong ternyata tidak sama sekali digendong. Sepanjang  menuruni anak tangga bernyanyi, juga berdoa…lucu sekali  si utha ini. Mungkin seperti papahnya, karena bundanya gak lucu sama sekali hahaha.  Derasnya air terdengar semakin jelas, kereeeen banget begitu curug didepan mata. Ingin rasanya langsung berada di kolam jernih dibawah air terjun namun petugas berulang kali memberi peringatan untuk tidak mendekati kolam besar dibawah curug karena bahaya longsor. Melihat pesona curug dan segarnya udara sudah pasti mengabadikan pemandangan curug dari segala sisi. 



Belum puas namun hari mulai sore dan perjalanan kami masih jauh, Jakarta lanjut
Cilegon maka kaki mulai melangkah meninggalkan curug ini. Saya dari berjalan didepan sambil ngemil kripik kentang, udara dingin membuat mulut harus sering mengunyah hahaha. Terkejutlah saya, tiba-tiba 3 ekor monyet berada tepat hanya beberapa langkah dari saya berdiri. Saya dan teman-teman baru mengetahui jika di curug ini banyak monyet dan akan keluar  rimbunnya pohon jika tercium bau makanan. Mbaa..mbaaa..jangan dibuka makanannya..teriak penjual saat mengetahui ada beberapa ekor monyet keluar dan menghadang jalan kita. Segera saya menyingkirkan bungkus keripik kentang, pucat wajah saya karena ternyata tidak hanya 3, beberapa ekor monyet turun lagi, ada juga yang menggantung di dahan-dahan.  Akhirnya makanan tsb saya simpan diwarung, lalu beberapa pengunjung memberanikan diri menerobos monyet tsb, dan berhasil….monyet-monyet menyingkir. Waaaah….ketakutan berakhir. 
tuh...ada monyetnya....
Masih ngos-ngosan alias cape karena kali ini bukan turun jalannya tapi naik, dibilas dengan sebotol air mineral. Semilir angin membuat malas untuk pulang, tapi kami harus pulang. Dari arah pintu parkir kami ambil kanan, sehingga kami akhirnya keluar menuju jln raya cibatok dengan arah yang berbeda saat datang. Kami melingkar membentuk huruf  O, Bunder…atau bulat yaa….mungkin ini yang menyebabkan dinamakan G.bunder. Curug Cihurang menjadi curug pertama dan curug Cigamea menjadi curug terakhir karena kami masuk dan keluar kawasan wisata ini dari arah yang berbeda. Menyenangkan, ada yang terlewat sehingga terpikir kapan-kapan balik lagi yaitu ke situs kuta, sebenarnya kami sudah melewatinya namun kami lewatkan, saat pulang hendak mampir waktunya sudah tidak memungkinkan.
Perut mulai berbunyi, tanda laper lagi. Pisang keju, keripik, aneka snack, sudah tandas semua. Semula kami akan makan malam di Pepes Patin di Kawasan Bogor namun karena macet kami batalkan dan beralih ke Sentul, makan sate plus gulai. Cepat tandas, karena memang lapernya mulai naik status dari siaga menjadi waspada hahaha.
Jam 8 malam kami semua berpisah, Bang Zul ke BSD, saya ke Cilegon, Tante Dian ke Kebon Jeruk, dan Utha lanjut ke Ciledug.
Lelah dengan one day trip Curug G.Salak, tapiiiiiii segarnya masih terus bertahan dimata. Sejuknya terasa dan hijaunya pemandangan disana membuat lelah menjadi terbayar. Terimakasih teman2 untuk short tripnya, januari kita bikin  lagi yak…Situ Gunung Yuukkkk hahah, special thanks buat bunda winda yang rela pake salonpas kirikanan depanbelakang buat kita semua. Anda layak dapat SIM A plus-plus hahahaha.


2 komentar:

  1. Bule tati…
    Waaaaah ga ngajak2 kita neh…
    Kapan2 ajak kita2 dunk… pasti tambah seru deh… hehehe (pdbanget)

    BalasHapus
  2. hahaha...isiipp yaa..ntar ngajak om dodo yak upps.
    suka jalan tanpa arah dan tujuan tergantung nyangkutny dimana haha....

    BalasHapus