Kencangkan
sabuk pengaman, jangan panik dan tetap di tempat!.
Begitu kira-kira pesan
peringatan ketika kita mengalami guncangan tidak menyenangkan saat bepergian
dengan pesawat. Mungkin saat itu pesawat sedang mengalami turbulensi. Pada
tingkat tertentu yang cukup parah, tentu turbulensi ini membahayakan
keselamatan.
Rasanya tidak asing dengan istilah turbulensi jika kita bicara
tentang pesawat, tentang penerbangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
turbulensi adalah sebuah gerak bergolak tidak teratur yang merupakan ciri gerak
zat alir. Sebuah ketidakberaturan itulah inti dari turbulensi menurut saya
.
Hal ini bisa
saja kita alami dalam perjalanan kehidupan. Saat merasa sisi kiri kanan sempit,
tidak stabil, membuat limbung dan hampir membuat kita terjatuh, saat merasa
tubuh ini bergetar terhadap apa yang terjadi, maka kita seakan-akan mengalami
turbulensi. Saya memberi sebutan kondisi seperti ini adalah sebuah turbulensi
kehidupan.
Kejadian ketidakberaturan, ketidakstabilan yang dialami karena
hadirnya faktor dari dalam maupun luar diri kita. Pijakan harus diperkuat, cara
berpikir harus diubah, kreativitas mesti diasah dan energi harus dikeluarkan
agar tercapai kembali sebuah keteraturan. Turbulensi kehidupan bukanlah hal
yang harus ditakutkan, namun dinikmati karena didalamnya kita akan merasakan
sebuah lompatan-lompatan energi yang tinggi.
Jika seorang pilot pesawat menyatakan bahwa
turbulensi adalah bagian dari terbang, maka saya beranggapan bahwa turbulensi
juga bagian dari kehidupan. Tidak nyaman namun akan bergerak menjadi nyaman,
tidak stabil dan akan bergerak ke arah yang lebih stabil.
Energi positif
biasanya akan melompat dengan dahsyat dalam sebuah ketidakberaturan. Semakin
dekat dengan-Nya, merasakan rasa syukur yang dalam dan hidup akan terasa lebih
hidup. Mari hadapi dengan tenang jika saat ini anda sedang mengalaminya. Tidak
berbahaya, akan membuat hidup menjadi lebih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar