Selasa, 10 Mei 2016

11 Fakta Tentang Mobiku

Sepanjang hari tadi mengurus Mobiku, dari mulai membersihkannya hingga masuk ke bengkel. Kali
ini perbaiki lampu depan yang mulai suram. Diganti dengan yang lebih  terang agar masa depanku pun tak suram#eaaa.  Oktober nanti usia Mobiku mencapai 10 tahun bersama dengan diriku. Setia? Ya…aku tak pernah berpaling begitu pun dia. Kami menjalaninya baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam terik matahari maupun di guyur hujan, dalam gelap maupun terang. Begitulah kami memaknai setiap kedekatan yang luar biasa ini.

Saat menunggu Mobiku di bengkel, saya jadi teringat perjalanan bersamanya. Tersenyum sendiri karena saya ke bengkel ini gegara kejadian minggu lalu saat Mobiku menemani kami berjalan menyusuri Banten Lama dengan suara blep..blep…atau tetiba berhenti tanpa sebab, hahahah. Teman seperjalanan sebut saja Kak Tince dibuat menjadi was-was. Tapi akhirnya semua terkendali, dengan sedikit mantra dia  menjadi lancar dan tidak ngambek. Sepanjang hari melewati tanpa blep..blep lagi. Apa mantranya?...kapan- kapan saya beritahu heheh.

Dia entah berjenis kelamin apa, saya kira dia laki-laki karena dia tak melahirkan biru-biru yang lain. Dan saya tenang jika bersamanya, bukan dengan yang lain. Tapi kadang saya mengira dia wanita, saat dia mulai rewel. Aaah itu mungkin perasanku saja yaa. Dia menjadi penghuni baru di rumah hijau, setelah saya memiliki keberanian untuk memilikinya juga karena sudah saatnya saya belajar untuk lebih mandiri terutama dalam hal transportasi. Ada beberapa fakta yang membuat saya dan dia merasa sangat dekat. Beginilah saya dengannya :D

11. Saya belajar mengendarai motor di Payakumbuh, jauh banget yak. Mesti naik pesawat heehehe. Ketika hendak ke Harau, tempat indah yang terkenal dengan tebingnya, hanya motor yang ada di hadapan kami. Nunggu angkot? Habislah waktu saya. Sewa taksi? Duuuuh mana kebayar dengan kantong saya yang berlobang besar ini. Nekatlah yang membuat saya mengambil kunci dan langsung ngacir dengan motor. Alhmdlh lancar, yaaaa masuk sawah dikit dan hampir nabrak truk saya anggap tidak terlalu penting :D, dan saya gak bilang dengan boncengan saya jika hari itu adalah hari belajar saya hahaha. Itulah kali pertama mencoba mengendarai motor plus boncengan dan trek yang dipilih adalah Harau. Terlalu nekat? Aaah begitulah darah muda hahaha. Saat itu yang ada dibenak saya, sepeda dan motor tak ada bedanya.  Tak lama dari Payakumbuh saya pun memiliki Mobiku

22.  A 3016 menjadi penghubung saya dengan tempat kerja. Tak lagi menunggu bis jemputan. Terlebih saya memiliki jadwal kerja fleksi pada waktu itu, Jadi Mobiku sangat membantu sekali. Pulang telat pun menjadi sasaran karena membawa kendaraan :D. Tak ada alasan syar’i  jika ingin pulang tepat waktu. Begitulah adanya.

33. Teman bertransaksi dan berjualan kesana kemari. Membawa jus sebanyak 40 pack setiap hari Minggu pagi untuk dijual di tempat olahraga, bersama sahabat yang lain. Demi mempunyai dana lebih dan pergi ke pameran buku setiap tahunnya. Senang rasanya mengisi keranjang dengan buku-buku dan membayarnya dengan hasil berjualan jus.  Lalu menjadi alat angkut rujak kala Minggu siang, di aneka kegiatan hingga ke pengajian-pengajian. Angkut sosis Bulaf dan antar kesana kemari. Bawa susu kedelai pesanan teman-teman, antar ke perumahan, dan yang pertama adalah angkut jualan buku dari Klub Buku Indonesia. Ternyata ini sudah lama sekali yaaa. Antar parcel dengan dia ini pun pernah saya lakukan, sebuah usaha yang saya lakukan bertahun silam. 10 tahun memang bukan waktu yang sebentar

 4.Menjadi pengalaman pertama saat harus terpental dan nyaris masuk ke dalam kolong mobil bis gegara saya nekat untuk menyalipnya. Sampai dengan hari ini membuat saya takut untuk menyalip bis atau kendaraan besar lainnya. Trauma yang terus menghantui meski sudah bertahun lewat. Kecerobohan di jalanan saat hujan usai mengguyur. 

55. Jatuh bersamanya ternyata diulangi kembali, kali ini karena ditabrak dari arah depan. Lumayan berdarah-darah. Tapi berkendara tetap harus berlanjut, maka ditepisnya rasa takut. Eng ing eng……jala

 6. Dan akhirnya sempat jatuh lagi dan jatuh lagi, entah apa penyebabnya. Sepertinya saya lelah, memikirkan kamu :D, Jatuh yang hanya sekedarnya hingga yang membuat jantung berhenti sejenak dan pucat pasi.  Dari yang sendiri sampai yang melibatkan teman di boncengan.

 7. Mobiku diajak jalan-jalan menikmati sunset, bersama Mawar. Saat sudah di puncak, motor tiba-tiba tidak bisa di rem, kiri kanan adalah jurang dari bukit yang dituju. Panik sudah pasti, posisi jalanan yang menanjak sudah menurun tajam dan motor tidak bisa dikendalikan. Beruntung Mawar bertubuh mungil sehingga bisa meloncat dengan mudah, sedangkan saya terus memegang stang motor sambil mencari jalan, dan alhmdh saat menukik ada tiang listrik, dhuaaaaarrrrrr…..akhirnya motor saya tabrakan ke tiang listrik yang cukup besar. Saya melompat ke sisi kiri dari motor. Selamat. Kami berdua hanya bengong, dan saya tak habis pikir kenapa motor saya menjadi begitu. Esok pagi, saya tambah terbengong karena ternyata rem motor tidak berfungsi dan masalah lainnya, penjelasan montir di bengkel langganan. Menguras kantong hingga hampir 1 juta gegera perkara rem depan dan belakang. Tapi tetap saya masih bersyukur, tidak terluka hanya lebam sedikit, begitu pula Mawar. Tuhan Maha Baik, dilindunginya kami berdua berkendara di ketinggian tanpa rem. Dan saya tidak mengetahuinya, itu yang membuat perjalanan dengan Mawar tetap tenang hahahah

 8. Tidak pernah berjalan jauh, karena memang larangan. Pernah juga ke Serang, Anyer atau pun Merak tapi diboncengin, dan itu pun banyak wanti-wantinya. Sepertinya caraku berkendara membuat khawatir melepas jarak jauh. Meski sudah berusaha meyakinkan. Meski aku membawanya dengan pelan namun tetap larangan itu berlaku. Yah, anggap saja larangan itu karena rasa sayang mereka terhadap saya

  9.  Eeeeh tapi motor ini menjadi anggota Komunitas Inspirasi :D, dibuat ikut melaut ke Pulau Panjang, menemaniku menyusuri jalan sepanjang pulau. Kerenkan? Menempuh perjalanan menyebrangi lautan lepas hahaha meski untuk jalan darat belum pernah jauh. Terdaftar sebagai salah satu penumpang dalam kapal yang membawa kita berlayar.

110. Ulah saya terhadap dia memang slalu ada. Meletakannya begitu saja di area yang bukan untuknya. Lalu saya tenang berjam-jam melewatkan minggu pagi bersama sahabat, sebut saja namanya Trio Kwek Kwek. Hingga berulang-ulang suara panggilan peringatan tak terdengar. Sadar saat hendak pulang, ada tulisan peringatan di atas motor, dan helm di tahan pihak berwajib. Ooohh……… maafkan, saya membuatmu malu pagi itu.

\11. Dan saya hampir saja melaporkan sahabat setia ini saat tak menemukannya pulang kerja. Tempat memarkir yang biasa ada untuknya kosong. Panik, lelah mencari. Lalu….ahaaaaa, aku ingat, aku parkir di area belakang bukan area depan. Berhujan-hujan saya menemuinya di parkiran belakang. Dia setia menunggu di sana.


Begitulah hubunganku dengan dia. Alhamdlh hari ini dia sudah disemir, bersih dan tak bersuara blep..blep..blep lagi. Entah sampai kapan kami akan saling menyusuri jalanan ini, semoga kita berdua saling sehat yaa. Aku tak pernah bisa membayangkan jika kamu tak ada. Mobiku , Motor Biru Ku.......Sungguh..:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar