Sepanjang hari tadi mengurus Mobiku,
dari mulai membersihkannya hingga masuk ke bengkel. Kali
ini perbaiki lampu depan
yang mulai suram. Diganti dengan yang lebih
terang agar masa depanku pun tak suram#eaaa. Oktober nanti usia Mobiku mencapai 10 tahun
bersama dengan diriku. Setia? Ya…aku tak pernah berpaling begitu pun dia. Kami
menjalaninya baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam terik matahari maupun
di guyur hujan, dalam gelap maupun terang. Begitulah kami memaknai setiap
kedekatan yang luar biasa ini.
Saat menunggu Mobiku di bengkel, saya
jadi teringat perjalanan bersamanya. Tersenyum sendiri karena saya ke bengkel
ini gegara kejadian minggu lalu saat Mobiku menemani kami berjalan menyusuri
Banten Lama dengan suara blep..blep…atau tetiba berhenti tanpa sebab, hahahah.
Teman seperjalanan sebut saja Kak Tince dibuat menjadi was-was. Tapi akhirnya
semua terkendali, dengan sedikit mantra dia menjadi lancar dan tidak
ngambek. Sepanjang hari melewati tanpa blep..blep lagi. Apa mantranya?...kapan- kapan saya beritahu heheh.
Dia entah berjenis kelamin apa,
saya kira dia laki-laki karena dia tak melahirkan biru-biru yang lain. Dan saya tenang jika bersamanya, bukan dengan yang lain. Tapi
kadang saya mengira dia wanita, saat dia mulai rewel. Aaah itu mungkin perasanku saja yaa. Dia menjadi
penghuni baru di rumah hijau, setelah saya memiliki keberanian untuk
memilikinya juga karena sudah saatnya saya belajar untuk lebih mandiri terutama
dalam hal transportasi. Ada beberapa fakta yang membuat saya dan dia merasa
sangat dekat. Beginilah saya dengannya :D
11. Saya belajar mengendarai motor di
Payakumbuh, jauh banget yak. Mesti naik pesawat heehehe. Ketika hendak ke
Harau, tempat indah yang terkenal dengan tebingnya, hanya motor yang ada di
hadapan kami. Nunggu angkot? Habislah waktu saya. Sewa taksi? Duuuuh mana
kebayar dengan kantong saya yang berlobang besar ini. Nekatlah yang membuat
saya mengambil kunci dan langsung ngacir dengan motor. Alhmdlh lancar, yaaaa
masuk sawah dikit dan hampir nabrak truk saya anggap tidak terlalu penting :D,
dan saya gak bilang dengan boncengan saya jika hari itu adalah hari belajar
saya hahaha. Itulah kali pertama mencoba mengendarai motor plus boncengan dan
trek yang dipilih adalah Harau. Terlalu nekat? Aaah begitulah darah muda
hahaha. Saat itu yang ada dibenak saya, sepeda dan motor tak ada bedanya. Tak lama dari Payakumbuh saya pun memiliki Mobiku
22. A 3016 menjadi penghubung saya dengan
tempat kerja. Tak lagi menunggu bis jemputan. Terlebih saya memiliki jadwal
kerja fleksi pada waktu itu, Jadi Mobiku sangat membantu sekali. Pulang telat
pun menjadi sasaran karena membawa kendaraan :D. Tak ada alasan syar’i jika ingin pulang tepat waktu. Begitulah
adanya.
33. Teman bertransaksi dan berjualan
kesana kemari. Membawa jus sebanyak 40 pack setiap hari Minggu pagi untuk
dijual di tempat olahraga, bersama sahabat yang lain. Demi mempunyai dana lebih
dan pergi ke pameran buku setiap tahunnya. Senang rasanya mengisi keranjang
dengan buku-buku dan membayarnya dengan hasil berjualan jus. Lalu menjadi alat angkut rujak kala Minggu
siang, di aneka kegiatan hingga ke pengajian-pengajian. Angkut sosis Bulaf dan
antar kesana kemari. Bawa susu kedelai pesanan teman-teman, antar ke perumahan, dan yang pertama
adalah angkut jualan buku dari Klub Buku Indonesia. Ternyata ini sudah lama sekali
yaaa. Antar parcel dengan dia ini pun pernah saya lakukan, sebuah usaha yang saya lakukan bertahun silam. 10 tahun memang
bukan waktu yang sebentar
4.Menjadi pengalaman pertama saat harus terpental dan nyaris masuk ke dalam kolong mobil bis gegara saya nekat untuk menyalipnya. Sampai dengan hari ini membuat saya takut untuk menyalip bis atau kendaraan besar lainnya. Trauma yang terus menghantui meski sudah bertahun lewat. Kecerobohan di jalanan saat hujan usai mengguyur.
4.Menjadi pengalaman pertama saat harus terpental dan nyaris masuk ke dalam kolong mobil bis gegara saya nekat untuk menyalipnya. Sampai dengan hari ini membuat saya takut untuk menyalip bis atau kendaraan besar lainnya. Trauma yang terus menghantui meski sudah bertahun lewat. Kecerobohan di jalanan saat hujan usai mengguyur.
55. Jatuh bersamanya ternyata diulangi
kembali, kali ini karena ditabrak dari arah depan. Lumayan berdarah-darah. Tapi
berkendara tetap harus berlanjut, maka ditepisnya rasa takut. Eng ing eng……jala
6. Dan akhirnya sempat jatuh lagi dan
jatuh lagi, entah apa penyebabnya. Sepertinya saya lelah, memikirkan kamu :D,
Jatuh yang hanya sekedarnya hingga yang membuat jantung berhenti sejenak dan
pucat pasi. Dari yang sendiri sampai
yang melibatkan teman di boncengan.
7. Mobiku diajak jalan-jalan menikmati
sunset, bersama Mawar. Saat sudah di puncak, motor tiba-tiba tidak bisa di rem,
kiri kanan adalah jurang dari bukit yang dituju. Panik sudah pasti, posisi
jalanan yang menanjak sudah menurun tajam dan motor tidak bisa dikendalikan.
Beruntung Mawar bertubuh mungil sehingga bisa meloncat dengan mudah, sedangkan
saya terus memegang stang motor sambil mencari jalan, dan alhmdh saat menukik
ada tiang listrik, dhuaaaaarrrrrr…..akhirnya motor saya tabrakan ke tiang
listrik yang cukup besar. Saya melompat ke sisi kiri dari motor. Selamat. Kami
berdua hanya bengong, dan saya tak habis pikir kenapa motor saya menjadi
begitu. Esok pagi, saya tambah terbengong karena ternyata rem motor tidak
berfungsi dan masalah lainnya, penjelasan montir di bengkel langganan. Menguras
kantong hingga hampir 1 juta gegera perkara rem depan dan belakang. Tapi tetap saya
masih bersyukur, tidak terluka hanya lebam sedikit, begitu pula Mawar. Tuhan
Maha Baik, dilindunginya kami berdua berkendara di ketinggian tanpa rem. Dan
saya tidak mengetahuinya, itu yang membuat perjalanan dengan Mawar tetap tenang hahahah
8. Tidak pernah berjalan jauh, karena
memang larangan. Pernah juga ke Serang, Anyer atau pun Merak tapi diboncengin,
dan itu pun banyak wanti-wantinya. Sepertinya caraku berkendara membuat
khawatir melepas jarak jauh. Meski sudah berusaha meyakinkan. Meski aku
membawanya dengan pelan namun tetap larangan itu berlaku. Yah, anggap saja
larangan itu karena rasa sayang mereka terhadap saya
110. Ulah saya terhadap dia memang slalu ada.
Meletakannya begitu saja di area yang bukan untuknya. Lalu saya tenang
berjam-jam melewatkan minggu pagi bersama sahabat, sebut saja namanya Trio Kwek
Kwek. Hingga berulang-ulang suara panggilan peringatan tak terdengar. Sadar
saat hendak pulang, ada tulisan peringatan di atas motor, dan helm di tahan
pihak berwajib. Ooohh……… maafkan, saya membuatmu malu pagi itu.
\11. Dan saya hampir saja melaporkan sahabat setia ini saat tak menemukannya pulang kerja. Tempat memarkir yang biasa ada untuknya kosong. Panik, lelah mencari. Lalu….ahaaaaa, aku ingat, aku parkir di area belakang bukan area depan. Berhujan-hujan saya menemuinya di parkiran belakang. Dia setia menunggu di sana.
\11. Dan saya hampir saja melaporkan sahabat setia ini saat tak menemukannya pulang kerja. Tempat memarkir yang biasa ada untuknya kosong. Panik, lelah mencari. Lalu….ahaaaaa, aku ingat, aku parkir di area belakang bukan area depan. Berhujan-hujan saya menemuinya di parkiran belakang. Dia setia menunggu di sana.
Begitulah hubunganku
dengan dia. Alhamdlh hari ini dia sudah disemir, bersih dan tak bersuara
blep..blep..blep lagi. Entah sampai kapan kami akan saling menyusuri jalanan
ini, semoga kita berdua saling sehat yaa. Aku tak pernah bisa membayangkan jika
kamu tak ada. Mobiku , Motor Biru Ku.......Sungguh..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar