Pertanyaan seorang bapak sore itu membuat saya
teringat kemungkinan kesalahan penggunaan obat akibat bentuk obat yaitu drop
dan sirup. Sebagian masyarakat bisa jadi belum mengetahui perbedaan keduanya.
Anaknya yang masih bayi menggunakan obat drop atau tetes. Di dusnya tersedia pipet. Dan kakaknya menggunakan bentuk sirup untuk merk obat yang sama. Nah, obat si kakak habis. Bapak ini berinisiatif memberikan obat milik si kecil. Beliau bertanya untuk memastikan dosis yang diambilnya sudah benar.
"Tinggal diukur aja kan, Mbak?"
Biasanya setengah sendok obat, artinya 2.5 ml kan?
Untuk menjawab pertanyaan beliau, saya ambil kertas dan kalkulator. Lalu menuliskan komposisi yang ada di dus obat drop tersebut. Setiap 0.8ml mengandung sekian miligram obat. Saya mencoba menjelaskan. Beliau memperhatikan. Lalu saya tulis juga komposisi sirup. Setiap 5ml mengandung sekian miligram obat.
Ternyata bentuk drop lebih pekat. Dengan volume yang sedikit ( biasanya 10-15ml) mengandung bahan obat yang lebih besar dibandingkan sirup.
Bayi tentu akan kesulitan jika harus meminum obat dengan jumlah yang besar. Dengan ukuran sedikit saja terkadang dimuntahkan ya. Oleh sebab itu dibuat bentuk drop atau tetes. Dibuat lebih pekat.
Nah, akan fatal akibatnya jika bapak tadi mengambil 2.5ml obat bentuk drop untuk diberikan ke anaknya karena beranggapan dosis minum sirup pun demikian.
Perlu diingat. Meski nama sama, bentuknya pun sama-sama cair tapi drop dan sirup punya perbedaan yaa. Tidak sekadar volume kecil dan besar tapi tentang jumlah obat yang ada didalamnya.
"Wah, ternyata gak sama yaa Mbak?" Tanyanya setelah melihat hasil coret-coretan di kertas menghitung takarannya.
Saya bersyukur beliau bertanya terlebih dahulu sebelum melakukannya. Mengkonversi bentuk sirup ke drop bahkan tablet bisa saja dilakukan asalkan perhitungannya benar. Jika keliru bisa berakibat hal-hal yang tidak diinginkan
#onedayoneposting
#odop
#ramadan-2
Anaknya yang masih bayi menggunakan obat drop atau tetes. Di dusnya tersedia pipet. Dan kakaknya menggunakan bentuk sirup untuk merk obat yang sama. Nah, obat si kakak habis. Bapak ini berinisiatif memberikan obat milik si kecil. Beliau bertanya untuk memastikan dosis yang diambilnya sudah benar.
"Tinggal diukur aja kan, Mbak?"
Biasanya setengah sendok obat, artinya 2.5 ml kan?
Untuk menjawab pertanyaan beliau, saya ambil kertas dan kalkulator. Lalu menuliskan komposisi yang ada di dus obat drop tersebut. Setiap 0.8ml mengandung sekian miligram obat. Saya mencoba menjelaskan. Beliau memperhatikan. Lalu saya tulis juga komposisi sirup. Setiap 5ml mengandung sekian miligram obat.
Ternyata bentuk drop lebih pekat. Dengan volume yang sedikit ( biasanya 10-15ml) mengandung bahan obat yang lebih besar dibandingkan sirup.
Bayi tentu akan kesulitan jika harus meminum obat dengan jumlah yang besar. Dengan ukuran sedikit saja terkadang dimuntahkan ya. Oleh sebab itu dibuat bentuk drop atau tetes. Dibuat lebih pekat.
Nah, akan fatal akibatnya jika bapak tadi mengambil 2.5ml obat bentuk drop untuk diberikan ke anaknya karena beranggapan dosis minum sirup pun demikian.
Perlu diingat. Meski nama sama, bentuknya pun sama-sama cair tapi drop dan sirup punya perbedaan yaa. Tidak sekadar volume kecil dan besar tapi tentang jumlah obat yang ada didalamnya.
"Wah, ternyata gak sama yaa Mbak?" Tanyanya setelah melihat hasil coret-coretan di kertas menghitung takarannya.
Saya bersyukur beliau bertanya terlebih dahulu sebelum melakukannya. Mengkonversi bentuk sirup ke drop bahkan tablet bisa saja dilakukan asalkan perhitungannya benar. Jika keliru bisa berakibat hal-hal yang tidak diinginkan
#onedayoneposting
#odop
#ramadan-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar