Apa
yang dilakukan ketika harus meminum obat dalam bentuk sirup? Tentu dengan
menggunakan sendok ya. Nah, saat saya memberikan edukasi seputar penggunaan
obat, sebagian besar masyarakat masih menggunakan sendok rumah tangga yang ada
di rumah sebagai sendok takar obat. Jika tertulis sendok teh, maka digunakan
sendok kecil atau sendok teh di rumah. Jika dinyatakan sendok makan obat, maka
sendok yang dijadikan sebagai sendok takar adalah sendok besar yang biasa digunakan
saat makan.
Tepatkah jika sendok takar obat
diganti dengan sendok teh atau sendok makan tersebut?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, mari kita perhatikan sendok yang ada di rumah. Setelah
diamati meski namanya sendok teh atau sendok kecil, bentuknya bisa
bermacam-macam. Cekungannya pun berbeda. Ada yang sangat cekung, ada yang
sedikit saja cekungnya. Ada yang bentuknya lonjong, ada yang cenderung bulat.
Begitu pula dengan sendok makan di rumah, bentuk dan cekungannya berbeda-beda.
Saya pernah mengisi sendok yang ada di rumah dengan air, kemudian saya ukur
berapa volume dari sendok tersebut. Ternyata sendok teh yang ada di rumah,
ukurannya sekitar 2.5-3 mililiter. Sedangkan sendok makan yang biasa saya
gunakan berukuran 8 mililiter. Ini baru satu
contoh, bisa jadi sendok di rumah Anda volumenya berbeda dengan yang saya
miliki. Bukankah banyak sekali variasi bentuk sendok sekarang ini.
Berapa ukuran sendok obat?
Sendok
obat yang dimaksud dalam takaran obat mempunyai volume yang sama. Berdasarkan
buku panduan dalam kefarmasian, sendok teh yang dimaksud dalam takaran obat
adalah sendok berukuran 5 mililiter, sedangkan sendok makan berukuran 15 mililiter
(ml). Dalam kemasan obat biasanya sudah tersedia sendok takar obat yang
dimaksud. Bentuknya bisa berupa sendok, atau bentuk cup seperti tutup botol.
Keduanya dilengkapi batas volume tertentu.
Sehingga memudahkan konsumen saat akan menggunakannya. Angka yang
tertera pada umumnya 1 ml, 2.5 ml, 5 ml, 7.5 ml sampai 10 ml.
Dalam
kemasan obat berbentuk drop/tetes pun dilengkapi alat untuk mengukur dosisnya.
Bentuknya bukan sendok melainkan pipet tetes. Di pipet ini tertera juga batas
garis yang menunjukkan volume. Lihat angka yang tertera lalu ambil sejumlah
obat sesuai dengan kebutuhan. Jika harus dikonsumsi dalam satuan tetes maka
tinggal ambil sejumlah obat lalu teteskan. Ukuran besarnya tetesan pun ada
ketentuannya. Jadi jika pipetnya sudah pecah ujungnya atau tidak utuh lagi,
jangan digunakan.
Dengan
mengetahui ukuran standar dari sendok takar obat, maka kita dapat menjawab
pertanyaan di atas. Bahwa menggunakan sendok rumah tangga untuk minum obat itu
keliru, tidak tepat karena volume sendoknya berbeda. Tidak sesuai dengan dosis yang disarankan. Jika harus minum 1 sendok teh, maka ukurlah
obat hingga 5 ml. Jika yang diminta 1
sendok makan, maka obat ditakar hingga 15 ml. Bagaimana seandainya tidak ada
sendok atau cup yang berukuran 15 ml? Anda tinggal menggunakan sendok teh obat
yang berukuran 5 ml sebanyak tiga kali, sehingga total obat yang diminum tetap
15 ml atau setara dengan 1 sendok makan obat.
Mengapa minum obat harus sesuai
sendok takar obat?
Saat
mengkonsumsi obat dengan takaran yang tidak sesuai, maka akan timbul masalah.
Obat sudah dibuat sedemikian rupa agar dapat memberikan hasil maksimal sesuai
harapan. Salah satu syaratnya menggunakan dosis sesuai anjuran. Obat batuk misalnya, akan memberikan efek
maksimal pada orang dewasa dengan cara diminum 1 sendok makan obat atau 15 ml.
Namun, dikonsumsi dengan menggunakan sendok makan rumah yang volumenya hanya 8 ml.
Apa yang yang akan terjadi ? Ya, obat tersebut tidak bekerja dengan maksimal.
Batuk tidak kunjung reda, karena jumlah
yang harus diminumnya kurang. Begitu pula saat minum obat demam misalnya.
Seorang anak yang seharusnya minum obat sebanyak 5 ml, ternyata hanya minum 2.5
ml karena menggunakan sendok teh rumah bukan sendok teh obat. Saat demam tidak
turun, bisa jadi karena dosis yang diberikannya tidak sesuai.
Berkurangnya
dosis obat bisa mengakibatkan resistensi antibiotik jika obat yang digunakan
kelompok antibiotik. Bakteri jahat yang
seharusnya dimatikan dengan dosis tertentu, akhirnya hanya pingsan atau melemah
saja, karena jumlah obat yang diminum tidak sesuai jumlahnya.
Selain
itu, dosis obat pun bisa saja berlebih jika tak menggunakan sendok takar obat. Dan
ini berbahaya bukan?
Yuk,
mulai sekarang gunakan sendok takar obat yang sesuai dengan anjuran.. Mintalah
sendok takar obat kepada apoteker, jika Anda tidak mendapatkan sendok takar
obat
Cerdas menggunakan obat dapat mengurangi risiko kesalahan penggunan
obat Menggunakan takaran yang sesuai
salah satunya, agar aman dan efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar