Kemarin, saya bercerita tentang hati yang
sedih saat harus berhadapan dengan pasien yang membuat badan ini jadi ciut,
berlatih lagi dengan kata sabar, atau tiba-tiba ada yang meleleh di pipi
setelah pasien “marah”. Menangisnya ditahan gak depan pasiennya, tapi begitu
masuk ruangan, menyelinap dibalik pintu atau masuk kamar mandi, meleleh juga
yang ditahan diujung mata. Malu sebenaranya jika ada yang mengetahui penyebab
menangis, tapi itulah yang terjadi, walau usia termasuk sudah sangat dewasa,
mau nangis ya nangis aja. Menangis kan tidak dibatasi oleh usia. Benerkan?
Yaa….berhadapan langsung dengan pasien
selalu ada cerita. Untuk tulisan kali ini
saya ingin menceritakan banyak hal yang membuat kitapun bahagia tiada tara. Ada juga yang meleleh di pipi tapi bukan
sedih. Sama-sama meleleh tapi emoticonnya beda.
Apa yang membuat disitu kadang saya
merasa happy??...gajian?..eeh ini bukan masalah gajian yaa, ini sedang bahas
tentang sesuatu yang membuat kita merasa berguna untuk orang lain. Saat kita
melakukannya kita merasa apa yang kita lakukan adalah hal yang biasa saja,
sebatas kewajiban yang harus dilakukan agar pasien mendapat haknya dengan baik,
namun kita terkaget-kaget saat responnya luar biasa. Apapun profesinya pasti
bahagia ya saat yang kita lakukan mendapat respon yang baik atau pesan yang
ingin disampaikan diterima oleh yang bersangkutan. Seorang guru akan sangat
bahagia saat tugas dikerjakan oleh muridnya dengan baik, seorang edukator
gizi akan bahagia saat klien/pasiennya
mematuhi anjurannya dan menunjukkan perkembangan yang semakin positif.
Begitu pula kami. Ketika memberikan
informasi seputar obat yang akan digunakan lalu pasien aktif bertanya sehingga
terjadi komunikasi dua arah, saya merasa apa yang saya sampaikan bermanfaat.
Atau tiba-tiba ponsel berbunyi, dan suara diseberang sana bertanya tentang
suatu obat maupun berkonsultasi tentang kesehatannya beberapa hari kemudian ada
pesan masuk yang mengabarkan kondisinya semakin membaik. Beberapa teman terkadang minta saya
memisahkan stok obat yang ada dirumahnya, menulis fungsinya sehingga akhirnya
stok obatnya menjadi lebih rapi dan yang pasti temanku jadi mengetahui kegunaan
obat-obat yang ada dirumahnya.
Waktu saya bekerja di Rumah Sakit Daerah
pasien yang datang kadang berasal dari desa yang harus menempuh perjalanan
panjang sebelum bertemu dengan dokternya. Bahasa Indonesia yang digunakannya
pun terbatas, namun semangat berobat dan keyakinan untuk sembuhnya sangat
tinggi. Dan itu membuat saya bersemangat juga untuk menjelaskan secara detail
tentang obat yang akan diminumnya. Mereka sangat patuh terhadap anjuran yang kami
berikan.
Pasien yang lain membuat saya merasa
bahagia karena sekarang sudah berani menyuntik insulin ditubuhnya. Saat pertama
kali bertemu, beliau tidak tahu cara menggunakannya dan beliau sangat takut
bersentuhan dengan jarum suntik, jadi insulin yang diperolehnya dari dokter
hanya dipandangnya saja tidak berani digunakannya. Secara perlahan setelah
diberi sugesti bahwa ini semua buat kebaikannya dan tidak menyakitkan,
alhamdulliah sekarang beliau sudah tidak takut lagi dan rutin datang untuk
membeli insulin. Gula darahnya sudah terkontrol dengan baik.
Kisah lain ada juga seorang ibu yang
kalau datang ke apotek tidak sebentar.
Pasti bercerita tentang suaminya yang sudah lama harus mengalami cuci
darah. Tinggalnya lumayan jauh, setia menemani suaminya. Yang menarik dari
pasien ini adalah setiap ke apotek selalu berkonsultasi tentang kesehatan
suaminya. Bertanya tentang pola makan untuk suaminya. Bahkan kadang diselingi
tawa. Disitulah kami merasa bahagia. Kami merasa kami ada.
Cerita lain?? Bahagia jika yang kita lakukan ternyata
bermanfaat untuk orang lain. Ketika
lingkungan rumah mengetahui bahwa kita
seorang farmasis, maka tak jarang tetangga sekitar bertanya seputar informasi
obat, minimal kegunaan atau fungsi obat. Begitupula saat ada arisan RT,
pertemuan keluarga terkadang kita menjadi semacam narasumber untuk bicara
tentang kesehatan. Hai..hai…ternyata ilmuku banyak dibutuhkan orang ya. Alhamdulillah ternyata lelah belajar dahulu
bisa digunakan untuk membantu orang lain. Bukankah membantu orang lain adalah salah satu
misi hidup. Ketulusan dalam setiap apa yang dilakukan.
Oyaa ada sebuah kisah dari salah seorang
seniorku, beliau adalah orang yang peduli terhadap pasien-pasiennya hingga ada seorang pasien
yang jika datang ke apotek selalu ingin bertemu dengannya. Hingga suatu hari
pasien tersebut tidak bisa lagi datang ke apotek karena sakitnya semakin parah.
Silaturahmi tidak putus begitu saja, datang menjenguk dilakukannya. Dan tanpa
diduga ternyata pasien tersebut adalah owner sebuah perusahaan terkemuka. Atas
kebaikan dan ketulusan yang dilakukan, maka hadiah yang tak ternilai harganya
diberikan oleh owner tersebut. Memanage sebuah anak perusahaan. Yaa…kita
percaya janji Allah pasti benar. Menebar saja benih, semoga benih itu tumbuh
dan bisa dipanen, jikapun tidak yakin saja bahwa kebaikan-kebaikan yang kita
terima setiap harinya adalah karena dari doa-doa mereka.
Ketika dokter sudah meresepkan obatnya
dengan tepat maka kami juga berkewajiban untuk memastikan bahwa obat yang akan
digunakan oleh pasien sesuai dengan harapan. Mengurangi dan menyembuhkan sakit yang sedang dialami oleh
pasien, ataupun menjaga kesehatan pasien. Jadi izinkanlah kami berbuat banyak
kebaikan dan merasakan kegembiraan serta kebahagiaan, lewat diskusi maupun
berkomunikasi, jangan sungkan apalagi takut bertanya kepada kami informasi
seputar obat, bisa jadi kami tidak bisa menjawabnya saat itu tapi pasti kami
akan berusaha untuk mencari tahu. Tentu informasi yang kami berikan sebatas
kewenangan kami sebagai tenaga farmasi.
Nah…..jadi datanglah ke kami jika membutuhkan
informasi seputar obat. Karena disitulah kami merasa happy. Pertanyaan yang
diberikan pasien atau lingkungan sekitar, membuat kami menjadi harus terus
belajar tanpa henti.
Kami mencintai pekerjaan ini.
Cerita lain tentang "tawa" diseputar pekerjaan farmasi, besok lagi yeee....
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar