Kita termasuk saya, terkadang menyalahkan keadaan sewaktu kita tidak merasa bahagia, entah karena pekerjaan yang kita jalani, karena lingkungan, kampus, bahkan keluarga. Apakah benar mereka penentu kebahagiaan diri kita? sepertinya bukan, karena teman saya punya karir yang bagus di perusahaan tempat dia bekerja, gaji yang lewat dari kata cukup, dan fasilitas yang lengkap, tapi mendengar ceritanya dia terkadang merasa tak bahagia dengan keadaan itu, berbeda dengan teman saya yang menjadi guru di sebuah SD, mendengar ceritanya saya sering ikut merasakan kebahagiaan yang dia rasakan, kisah lucu murid2nya, kisah cara dia mencairkan perseteruan dengan rekan sekrja dsb, walau saya tahu pendapatannya masih dibawah keinginannya, jadi saya rasa bahagia tidak ditentukan dengan pekerjaan yg kita miliki.
Sama ketika kemarin siang saya sempat berputar- putar mencari tempat memperbaiki “jok”motor yang sobek dan rusak akhirnya setelah berpanas-panas saya menemukan tempat rehabilitasi jok motor, sambil menunggu, saya memperhatikan apa yang dia kerjakan. Masih dalam hitungan menit, semuanya selesai plus rapi, cekatan sekali. Melihat ini saya tertarik untuk berbincang sedikit dengannya, 15 tahun dia menekuni pekerjaan ini, nampak dia bahagia dengan semua yg dia jalani terlebih saat menceritakan keberhasilan anak-anaknya. Teman saya yang lain berkisah tentang ketidaknyamanannya dengan keluarga yang dimilikinya, saya berpikir dia sangat bahagia dengan kisah romantisnya, kisah lucu putrinya, dan tentu saja pendamping yang bertanggung jawab, tapi ternyata tidak, karena dia sibuk mencari kebahgiaan ditempat lain. Tapi ada juga kisah yang saya kira dia tidak bahagia dengan tempatnya yang baru, jauh dari keramaian, jauh dari hiruk pikuk kota, jauh dari shoping, blanja blanji, jalan-jalan dan sebagainya, saat dia berkisah..wahhh..ternyata dia sangat menikmati, menyenangi dan bahagia dengan tempatnya yang baru.
Ada benarnya ketika saya baca postingan bang tere (penulis) bahwa bukan semata- mata tempat kerja yang membuat seseorang bahagia. Bukan pula atasan yang baik. Gaji yang tinggi. Fasilitas yang wah. Teman kerja yang mendukung. Kitalah yang paling menentukan apakah akan bahagia bekerja di sana atau tidak.
Bukan pula karena keluarga yang kita miliki, bukan karena rumah yang kita tinggali, atau karena orang-orang disekitar kita. Kitalah yang paling menentukan apakah akan merasa bahagia atau tidak. Karena kebahagiaan itu ada di hati kita, tidak datang dari luar. Tidak bisa dibohongi.
Tak salah jika kita diajarkan untuk sering-sering berdoa kepada sang pemilik hati, kepada yang membolak-balikan hati, agar hati ini selalu lurus, merasakan nikmat dari semua yang dimiliki, dari semua yang dijalani, meski tak dapat dipungkiri kadang semuanya terasa berat, membosankan, menyebalkan, dan membuat patah hati dan frustasi dengan semua yang kita jalani.
Kunci bahagia atau tidak ada dalam diri kita sendiri..."selamat merayakan kebahagiaan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar