Malam ini kelas menulis membahas
tentang kegiatan dari seorang penulis muda, satu
diantaranya menulis resensi buku. Bisa buku baru ataupun buku lawas. Jadi teringat
deh dengan buku karya Mas Dwi Suwiknyo yang ada di lemari kayu, yang aku pesan
dua bulan lalu. Apa yang Mas Dwi tulis dibuku yang bikin kita tersenyum walau
baru membaca judul bukunya, yuuk disimak.
“Jomblo Jatuh Tempo” inilah judulnya, buku
dengan tebal 214 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Revive! yang bekerja
sama dengan Pesantren Penulis (Yogyakarta), dan Januari lalu adalah cetakan
pertamanya. Buku ini ditulis untuk berbagi banyak jawaban tentang seputar
pertanyaan yang menyerang kaum jomblo ( ini kaum apa yak hahaha). Sudah bisa
ditebak dong, apa sih pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang
disekeliling kaum jomblo. Yup, benar. Kapan Nikah??...nah jawabannya bisa
macam-macam. Kalo yang ditanya jomblowan kuliahan, dapat dipastikan bahwa nikahnya
nanti setelah beres tesis hehe. Jomblo pekerja tentu beda lagi, jomblo religious,
atau jomblo patah hati. Jawaban bisa beraneka warna.
Buku ini disetiap persilnya selalu ada
inspirasi hati yaitu semacam catatan pengingat tentang apa yang dibahas
dihalaman tersebut. Menyenangkan membacanya karena pesan dari sebuah bahasan
lebih mudah dipahami, selain itu dilengkapi dengan gambar-gambar yang lucu dan
membuat kita tertawa saat membacanya. Kalimat satir dalam tokoh kartun yang
disisipkan sarat akan makna, tidak jarang langsung Nge-Jleeeb kehati. Di
bab-bab awal buku ini bercerita penyebabnya menjadi jomblo. Banyak lhooo yang
bikin seseorang itu menjadi jomblo. Misal karena mesti bantu keluarga dan
adik-adiknya sekolah terlebih dahulu, luka lama, menunda pernikahan, beda strata
sosial, mahalnya pernikahan dan lain-lain. Setelah bahas penyebabnya maka Mas
Dwi mulai menuliskan tentang bagaimana menjemput jodoh seperti ada dihalaman 87
“carilah di sarangnya” ingat prinsip bahwa orang baik akan kumpul dengan orang
baik”. Bab selanjutnya membahas tentang pernikahan dan aksesoris yang menghiasi
perjalanan sebuah pernikahan. Masa lalu adalah salah satunya, dan tidak perlu focus dengan dulu..dulu..dan dulu.
Di halaman 99, dituliskan 6 tipe cewek yang
dihindari dan menjadikan para cowok tidak berkenan menjadikannya seorang istri,
Bagaimana tipe cewek ini menurut Imam Al-Ghazali? Yaitu cewek ananah, tipe
cewek yang suka mengeluh, lalu tipe mananah, cewek tipe ini suka membanggakan
dirinya sendiri. Tipe ketiga adalah cewek hananah,sudah punya pasangan tapi
selalu berangan-angan ingin mendapatkan pasangan yang lebih hebat. Tipe keempat
adalah…..(dibaca aja yak di halaman 100-101 heehhehe, biar makin penasaran). Tipe cowok yang mesti dihindari juga dibahas dibuku ini.
Akhirnya dihalaman pertengahan, buku ini
mulai menceritakan tentang keutamaan menikah. Pokoknya nikah dulu. Merayakan
cinta dengan kehalalan, itu intinya. Apalagi yang ditulis Mas Dwi?, menikah itu
bikin sehat, karena tidak akan ada jomblo sakinah hahahah. Ada sebuah catatan kecil yang cantik, bahwa
segala aktivitas yang dilandasi dengan niat baik, insyaallah akan dipermudah
oleh Allah. Bab-bab berikutnya berbicara tentang sebuah pernikahan yang sedang
dijalani. Bagaimana saat cinta diuji, menjaga agar romantic terus dan terus.
Belajar bertanggung jawab atas apapun pilihan kita, belajar dewasa menerima
keadaan dan mencintai tanpa syarat dan tentunya selalu berdoa bahwa akan hidup
bersama hingga ajal menjemput.
Buku ini ternyata tidak hanya membicarakan
masalah jomblo tapi juga mengingatkan bagi yang sudah menikah, hal-hal yang
perlu dijaga dan diperhatikan. Bahasanya renyah dan mudah dicerna, mengingatkan
dari sudut yang berbeda, dan humoris, ada senyum disetiap halamannya karena
mengingat diri sendiri heheh. Menurut saya buku ini bacaan sehat dan tidak hanya untuk yang sedang fakir asmara alias jomblo tapi juga dapat dinikmati yang akan atau sudah menikah.
"Ya Allah, aku mohon agar dapat mencintai-Mu, dan dapat mencintai seseorang yang cintanya bermanfaat bagiku menurut Engkau"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar