Bu guru…maning bu, kuis maning bu..,Aiiiih..,
anak-anak Kelas II di SD Kubang Sari 2 merengek meminta diajukan pertanyaan
lagi dan serunya mereka menggunakan bahasa daerah. Saya beruntung karena saya
mengerti bahasa yang digunakan. Bahasa daerah Cilegon, Kota dimana saya
dilahirkan.
Hari Kamis lalu, saya bergabung dengan relawan lain dari Jakarta
mengikuti Kelas Inspirasi Cilegon (KI Cilegon), menjadi inspirator bagi
anak-anak ini untuk membangun mimpinya. Senang sekali karena akhirnya ada KI
Cilegon dan saya masuk menjadi salah satu dari 80 relawan. Dua tahun
berturut-turut saya ikut diluar kota yaitu KI Solo dan KI Jakarta, dan tentu
saja disetiap tempat aka nada segudang cerita.
Mari lanjutkan cerita aksara
ini.
Kamis pagi pukul 06.30, saya bergegas
keluar dari rumah menuju Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon untuk berkumpul
dengan teman lain. Saya belum pernah bertemu dengan mereka, perkenalan hanya di
Grup Whats App, itupun terjadi sehari sebelumnya. Saya mendaftar sehari sebelum
pelaksanaan karena memang baru mengetahuinya. Membuka Web-nya Kelas Inspirasi
untuk mencari info pembukaan KI Jakarta, laah kok ada KI Cilegon. Langsung
inbox adminnya dan alhamdulliah langsung direspon dengan cepat. Dan pagi ini
langsung action bertemu dengan para inspirator lain yang ternyata datang dari
Jakarta.
Kelas Inspirasi adalah sebuah program
dari Indonesia Mengajar yang tujuannya adalah mengenalkan berbagai profesi
kepada anak-anak Sekolah Dasar dengan
cara mengajar mereka selama satu hari. Siapa saja yang bisa mengikuti kegiatan
ini? Semua bisa, asalkan kita memiliki
profesi yang telah kita tekuni minimal 2 tahun, dan mau mengambil cuti sehari
untuk mengajar di sekolah yang sudah ditentukan. Kali ini saya tidak mengambil
cuti karena dilakukan di kota dimana saya tinggal.
Sebelum jam menunjukkan ke angka tujuh,
Kak Reza memberi info bahwa mobilnya sudah menunggu di depan Masjid Agung.
Bergegas saya menjumpainya. Waah senaaaangnya bertemu dengan teman-teman baru
dan tentu saja dengan aneka profesi. Sapa dan jabat tangan untuk kak Reza
seorang perawat, lalu Kak Silvia seorang abdi negara, eeh ternyata aku satu
kelompok dengan kak Donna Imelda seorang blogger, traveler dan juga dosen. Lalu
ada kak Dahlia yang cantik dengan profesinya yang khas pula, bekerja di GP
record label sebuah perusahaan rekaman. Wah..sudah terbayang serunya anak-anak
nanti di sekolah.
Menuju SD Kubang Sari 2 dengan mobil
sarat relawan. Sambil menikmati pagi di kota segaris, kota industri yang
perkembangannya tidak terlalu pesat dibandingkan kota sejenis. Mungkin bagi
sebagian orang Cilegon adalah Anyer, karena itulah wisata pantai yang terkenal
di kota Cilegon.
Walaupun ini adalah kali ketiga saya ikut
program KI, namun tetap saja rasa khawatir, deg-degan tetap ada didalam hati.
Setiap anak-anak punya ciri tersendiri sehingga apa yang terjadi di kelas saat
saya mengajar tetap menjadi tanya.
Setelah berkumpul semua, ada sudje
sebagai fasilitator lalu Nihlah yang juga sebagai fasilitator kami mengenalkan
diri pada pihak sekolah. Teman kami yang lain adalah mas Wawan sang fotografer,
lalu Alya untuk urusan documenter yang memiliki profesi dalam urusan biro
travel, ada kak Umin seorang penyiar radio, dan kak Via yang menjadi
fasilitator kita pula. Kak Via dan Kak Umin meninggalkan kita karena harus urus
balon gas sebagai property saat penutupan.
Bernyanyilah kami semua diawal
pertemuan ini bersama anak-anak SD Kubang Sari 2. Berputar-putar sambil merentangkan tangan.
Selesai perkenalan maka kami bersiap masuk kelas. Kak Nihlah mengingatkan
kembali tentang jadwal masing-masing, lalu kak donna memimpin kami untuk
berdoa, memohon kepada Allah agar apa yang kami lakukan pagi ini dapat
bermanfaat untuk kami dan untuk anak-anak SD Kubang Sari 2.
Saya di jam pertama mengajar di Kelas
II, Wooooow…..muridnya banyak sekali. Kursi kayu panjang ditempati oleh 3 orang
anak. Rame sekali. Lalu sebelum saya memulai, saya minta ketua kelasnya
menyiapkan teman-temannya. Mulainya mereka semua berdoa, mengucapkan salam dan
duduk rapi dengan suara yang lantang, layaknya sebuah paduan suara, teringat
ketika saya pun pernah melakukan itu saat duduk di sekolah dasar.
“Selamat pagi….”!!sapaan awal saya ,
lalu saya coba menenangkan mereka dengan menjaga konsentrasinya. Tepuk dua kali….tepuk
tiga kali…..tepuk satu kali….!!..konsentrasi!!...mulai bercerita tentang
pekerjaan saya, sambil menggunakan ilustrasi gambar. Seperti yang sudah saya
duga, mereka akan menjawab bahwa saya adalah seorang dokter lalu seorang bidan.
Profesi saya memang tidak popular di kalangan anak-anak. Walaupun mereka
biasanya menjadi pelanggan tetap meminum produk saya terlebih para balita
hehehe.Setelah ilustrasi kartun, maka saya mulai keluarkan amunisi yang lain.
Riuh suara khas anak-anak, ketika saya meminta mereka menyebutkan apa yang
tunjukan pada mereka. Itu kapsul bu guru……, saat tangan saya
menunjukkan kapsul warna warni, teriakan kompak terdengar lagi…Itu pil bu guru….saat
saya menunjukkan tablet warna warni. Setelah itu mereka mulai bingung saat saya
tunjukkan aneka sediaan obat asma dengan bentuknya yang khas, saat menunjukkan thermometer…jawaban
lucu dari anak-anak membuat saya tersenyum mendengarnya. Lagi-lagi saya harus
keluarkan jurus penenang saat mereka
mulai hilang konsentrasi. ‘Yang dengar suara kak tati…duduk
rapi..!!...wuuuuuussh…semua kembali duduk. Permainan dimulai, saya coba ulang
cerita saya sambil bertanya. Jadi apa nama pekerjaan kak tatie?......apotek
teriak mereka. Tersenyum lagi untuk kesekian kalinya. Saat ada yang menjawab
tepat, maka hadiah berupa pensil saya berikan, dan barisan belakang
berseru..ibu kuise maning sih bu..maning ya bu…,pengen dapat pensil bu.
Ibuuu..maning bu. Hahahah..anak-anak memang selalu begitu, membuat kita tertawa
saat mereka sibuk berteriak. Itu adalah bahasa daerah Cilegon yang artinya ibu
kuisnya lagi dong bu…!oke saya mainkan lagi game untuk mereka. Jumlah mereka
banyak sekali, suara saya parau. 70 anak dalam satu kelas. Masyaallah lelahnya.
45 menit saya berada dikelas itu, lalu
istirahat sejenak, dan pindah ke kelas IV. Mereka mencoba membuat puyer,
menggerus tablet warna warni dalam “ulekan putih”..yaa kata mereka alat itu
namanya ulekan. Saat mereka mengambil tablet warna warni saya sengaja meminta
meminta mereka menghitung dengan mendengar apa yang saya katakana. Jadi mereka
konsentrasi sekali. Ayoooo ambil tablet kuning sebanyak 50 dibagi 2, ditambah
4, dikurangi 5. Hahahah…mereka sibuk menghitung. Lalu saya coba masukkan pesan
dari pekerjaan saya. Penuh antusias mereka bertanya tentang profesi saya.
Ketika bercerita tentang sekolah, maka komentar mereka adalah..ibu sekolahnya
lamaaaaa yaa..:D
Istirahat kembali, berkumpul bersama
para inspirator yang lelah mengajar. Minum 2 gelas air mineral, dan mencicipi
hidangan dari sekolah. Lalu bersiap untuk masuk kelas V dan VI.
Di kelas V, saya metode mengajarnya
diubah sedikit. Maklum mereka sudah besar, dan merasa menjadi penguasa sekolah.
Karena kelas VI sudah sibuk ujian dsb. Disini mereka aktif bertanya, ada yang
bertanya ibu kerja dimana?, sudah berapa lama bekerja?, lalu umurnya berapa?,
punya anak berapa?....waaaah…..anak-anaknya seru banget. Saya tidak menjawab
ketika ditanya umur, karena nanti akan jadi cerita panjang hahaha., saya balik
bertanya saja…kira-kira umur ibu berapa??..ada yang menjawab 20 tahun, 30
tahun, 35 tahun..hahaha..yaaa itu jawaban yang saya suka daripada saya harus
menjawab sendiri.
Tiba-tiba ada anak yang mengajukan
tanya..’Ibu gajinya berapa?’…,lagi-lagi saya tidak menjawab namun saya hanya
mengilustrasikan saja. Gaji ibu cukup untuk membayar kostan, lalu makan
sehari-hari, jalan-jalan, beli buku. Lalu ada yang memotong, untuk membantu
orang tua juga ya bu?....oh yaaa…, ibu membantu orang tua juga dengan gaji ibu.
Jadi kira-kira gaji ibu berapa?.......waah besar ya bu, pasti 500 ribu gaji ibu…,senyum
saya mendengar jawaban mereka. Anak-anak tetaplah anak-anak.
Selesai dengan kelas V, saya pindah ke
kelas VI….karena mereka kemaren baru saja refresing alias jalan-jalan ke DuFan,
banyak yang tidak hadir. Ada sekitar 8 orang yang hadir tapi kelas harus tetap
berjalan. Duduk membuat meja bundar, maka saya menggunakan metode bercerita
saja. Bisa dari hati ke hati hahaha. Ada kholi sang ketua kelas, yang mungil
tapi tidak mau diam, ada Destin yang manis, ada Reno, Zaenal, lalu Wanda…dan wah saya lupa dengan 3 lainnya. Mereka sudah ujian
dan sedang bersiap masuk SMP, maka saya menceritakan bagaimana saya bersekolah
hingga bisa lulus kuliah. Saya katakana pada mereka, jika memang nanti tidak
bisa langsung kuliah, maka tetap harus semangat dan punya cita-cita, karena
semangat dan mimpi itulah yang membuat kita sanggup mengorbankan waktu dan
tenaga. Menjadi orang yang berguna untuk orang lain, harus menjadi landasan
awalnya. Lalu saya keluarkan amunisi profesi saya, mereka senang bisa mengenal
insulin, aneka bentuk sediaan obat asma, membuat puyer dan kapsul juga
mengetahui aneka bentuk obat.
Selesai sudah tugas di kelas, sambil
menunggu kak Via dan Kak Umin yang sedang mengambil balon di kampong Purwakarta
(lumayan jauh), kami sempatkan mengambil gambar dengan adik-adik SD Kubang Sari
2, sebuah SD yang terletak di kawasan Cigading, memiliki gedung yang cukup
baik, guru-guru yang cukup, serta fasilitas sekolah yang berdasarkan pengamatan
saya juga sudah cukup. Ada ruang perlengkapan olahraga,lapangan sekolah dll.
Sekolah ini terletak tidak jauh dari kawasan industri baja, oleh sebab itu
tidak heran jika mereka hanya menjumpai karyawan pabrik sebagai satu-satunya
pekerjaan yang memang menjadi pekerjaan mayoritas ditempat kami.
Kedatangan
kami adalah mengenalkan profesi lain, agar mereka dapat mempunyai variasi
cita-cita, membangun mimpi mereka bahwa dengan ketekunan, perjuangan dan rasa “ingin
maju” akan membuat cita-cita mereka tercapai. Memang tidak mudah menggapai
cita-cita namun bukan juga suatu hal yang mustahil. Sejatinya dari perjalanan
sehari ini bukan saya yang member inspirasi namun saya pun mendapatkan banyak
inspirasi dari anak-anak, dari teman-teman relawan yang telah meluangkan
waktunya demi membuka cakrawala, dari sekolah, dari guru yang tak lelah
mengajar dengan segala keterbatasan fasilitas, dari para fasilitator yang
berusaha keras walaupun sedang sakit, sibuk skripsi dll masih mau mensukseskan
acara ini.
Haiiiii..balonnya datang, kak Via dan
kak Nihlah lalu merapikan balon-balon tersebut agar diikat semua, adik-adik
yang lain sibuk menulis di kertas tentang cita-cita mereka. Lewat pukul 12.30,
kami berkumpul di lapangan, dan melepas mimpi dari anak-anak SD Kubang Sari 2
yang melekat di balon gas tersebut. Terbanglah tinggi…..bawalah mimpi kami ke
langit biru dan kami semua berharap semoga penghuni langit pun ikut mengamini
mimpi anak-anak.
Bersiap pulang, sebelumnya kami
berpamitan dengan guru-guru dan mengucapkan terima kasih karena berkenan
menerima kami dengan senang hati. Lanjut makan siang di rumah makan warung
Asem, sayangnya kak Donna yang telah menginspirasi anak-anak dengan melatih
bercerita dan menulis langsung capcus ke Jakarta bareng kak Dahlia, jagoan music
yang cantik, plus kak Reza perawat imut dan sabar. Berpisaaaaaah…………..smoga apa
yg kita lakukan sehari ini menjadi catatan kebaikan, menjadi catatan di benak
mereka, dan semoga kita diberi kesempatan lagi untuk dapat berbagi ilmu dan
cerita. saya dan wawan segera balik ke tempat tugas, karena tidak ambil cuti langsung beraksi kembali di tempat kerja. Lelah namun menyenangkan dan bahagia. Sampai berjumpa di ruang berbagi yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar