Sabtu, 30 Mei 2015

BerBagi Cerita di SD Kubang Sari 2 #Relawan KI Cilegon


Bu guru…maning bu, kuis maning bu..,Aiiiih.., anak-anak Kelas II di SD Kubang Sari 2 merengek meminta diajukan pertanyaan lagi dan serunya mereka menggunakan bahasa daerah. Saya beruntung karena saya mengerti bahasa yang digunakan. Bahasa daerah Cilegon, Kota dimana saya dilahirkan. 

Hari Kamis lalu, saya bergabung dengan relawan lain dari Jakarta mengikuti Kelas Inspirasi Cilegon (KI Cilegon), menjadi inspirator bagi anak-anak ini untuk membangun mimpinya. Senang sekali karena akhirnya ada KI Cilegon dan saya masuk menjadi salah satu dari 80 relawan. Dua tahun berturut-turut saya ikut diluar kota yaitu KI Solo dan KI Jakarta, dan tentu saja disetiap tempat aka nada segudang cerita.

Mari lanjutkan cerita aksara ini.

Kamis pagi pukul 06.30, saya bergegas keluar dari rumah menuju Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon untuk berkumpul dengan teman lain. Saya belum pernah bertemu dengan mereka, perkenalan hanya di Grup Whats App, itupun terjadi sehari sebelumnya. Saya mendaftar sehari sebelum pelaksanaan karena memang baru mengetahuinya. Membuka Web-nya Kelas Inspirasi untuk mencari info pembukaan KI Jakarta, laah kok ada KI Cilegon. Langsung inbox adminnya dan alhamdulliah langsung direspon dengan cepat. Dan pagi ini langsung action bertemu dengan para inspirator lain yang ternyata datang dari Jakarta.
Kelas Inspirasi adalah sebuah program dari Indonesia Mengajar yang tujuannya adalah mengenalkan berbagai profesi kepada anak-anak Sekolah Dasar  dengan cara mengajar mereka selama satu hari. Siapa saja yang bisa mengikuti kegiatan ini?  Semua bisa, asalkan kita memiliki profesi yang telah kita tekuni minimal 2 tahun, dan mau mengambil cuti sehari untuk mengajar di sekolah yang sudah ditentukan. Kali ini saya tidak mengambil cuti karena dilakukan di kota dimana saya tinggal.

Sebelum jam menunjukkan ke angka tujuh, Kak Reza memberi info bahwa mobilnya sudah menunggu di depan Masjid Agung. Bergegas saya menjumpainya. Waah senaaaangnya bertemu dengan teman-teman baru dan tentu saja dengan aneka profesi. Sapa dan jabat tangan untuk kak Reza seorang perawat, lalu Kak Silvia seorang abdi negara, eeh ternyata aku satu kelompok dengan kak Donna Imelda seorang blogger, traveler dan juga dosen. Lalu ada kak Dahlia yang cantik dengan profesinya yang khas pula, bekerja di GP record label sebuah perusahaan rekaman. Wah..sudah terbayang serunya anak-anak nanti di sekolah.
Menuju SD Kubang Sari 2 dengan mobil sarat relawan. Sambil menikmati pagi di kota segaris, kota industri yang perkembangannya tidak terlalu pesat dibandingkan kota sejenis. Mungkin bagi sebagian orang Cilegon adalah Anyer, karena itulah wisata pantai yang terkenal di kota Cilegon.
Walaupun ini adalah kali ketiga saya ikut program KI, namun tetap saja rasa khawatir, deg-degan tetap ada didalam hati. Setiap anak-anak punya ciri tersendiri sehingga apa yang terjadi di kelas saat saya mengajar tetap menjadi tanya.

Setelah berkumpul semua, ada sudje sebagai fasilitator lalu Nihlah yang juga sebagai fasilitator kami mengenalkan diri pada pihak sekolah. Teman kami yang lain adalah mas Wawan sang fotografer, lalu Alya untuk urusan documenter yang memiliki profesi dalam urusan biro travel, ada kak Umin seorang penyiar radio, dan kak Via yang menjadi fasilitator kita pula. Kak Via dan Kak Umin meninggalkan kita karena harus urus balon gas sebagai property saat penutupan.

Bernyanyilah kami semua diawal pertemuan ini bersama anak-anak SD Kubang Sari 2.  Berputar-putar sambil merentangkan tangan. Selesai perkenalan maka kami bersiap masuk kelas. Kak Nihlah mengingatkan kembali tentang jadwal masing-masing, lalu kak donna memimpin kami untuk berdoa, memohon kepada Allah agar apa yang kami lakukan pagi ini dapat bermanfaat untuk kami dan untuk anak-anak SD Kubang Sari 2.

Saya di jam pertama mengajar di Kelas II, Wooooow…..muridnya banyak sekali. Kursi kayu panjang ditempati oleh 3 orang anak. Rame sekali. Lalu sebelum saya memulai, saya minta ketua kelasnya menyiapkan teman-temannya. Mulainya mereka semua berdoa, mengucapkan salam dan duduk rapi dengan suara yang lantang, layaknya sebuah paduan suara, teringat ketika saya pun pernah melakukan itu saat duduk di sekolah dasar.

“Selamat pagi….”!!sapaan awal saya , lalu saya coba menenangkan mereka dengan menjaga konsentrasinya. Tepuk dua kali….tepuk tiga kali…..tepuk satu kali….!!..konsentrasi!!...mulai bercerita tentang pekerjaan saya, sambil menggunakan ilustrasi gambar. Seperti yang sudah saya duga, mereka akan menjawab bahwa saya adalah seorang dokter lalu seorang bidan. Profesi saya memang tidak popular di kalangan anak-anak. Walaupun mereka biasanya menjadi pelanggan tetap meminum produk saya terlebih para balita hehehe.Setelah ilustrasi kartun, maka saya mulai keluarkan amunisi yang lain. Riuh suara khas anak-anak, ketika saya meminta mereka menyebutkan apa yang tunjukan pada mereka. Itu kapsul bu guru……, saat tangan saya menunjukkan kapsul warna warni, teriakan kompak terdengar lagi…Itu pil bu guru….saat saya menunjukkan tablet warna warni. Setelah itu mereka mulai bingung saat saya tunjukkan aneka sediaan obat asma dengan bentuknya yang khas, saat menunjukkan thermometer…jawaban lucu dari anak-anak membuat saya tersenyum mendengarnya. Lagi-lagi saya harus keluarkan jurus penenang saat  mereka mulai hilang konsentrasi. ‘Yang dengar suara kak tati…duduk rapi..!!...wuuuuuussh…semua kembali duduk. Permainan dimulai, saya coba ulang cerita saya sambil bertanya. Jadi apa nama pekerjaan kak tatie?......apotek teriak mereka. Tersenyum lagi untuk kesekian kalinya. Saat ada yang menjawab tepat, maka hadiah berupa pensil saya berikan, dan barisan belakang berseru..ibu kuise maning sih bu..maning ya bu…,pengen dapat pensil bu. Ibuuu..maning bu. Hahahah..anak-anak memang selalu begitu, membuat kita tertawa saat mereka sibuk berteriak. Itu adalah bahasa daerah Cilegon yang artinya ibu kuisnya lagi dong bu…!oke saya mainkan lagi game untuk mereka. Jumlah mereka banyak sekali, suara saya parau. 70 anak dalam satu kelas. Masyaallah lelahnya.

45 menit saya berada dikelas itu, lalu istirahat sejenak, dan pindah ke kelas IV. Mereka mencoba membuat puyer, menggerus tablet warna warni dalam “ulekan putih”..yaa kata mereka alat itu namanya ulekan. Saat mereka mengambil tablet warna warni saya sengaja meminta meminta mereka menghitung dengan mendengar apa yang saya katakana. Jadi mereka konsentrasi sekali. Ayoooo ambil tablet kuning sebanyak 50 dibagi 2, ditambah 4, dikurangi 5. Hahahah…mereka sibuk menghitung. Lalu saya coba masukkan pesan dari pekerjaan saya. Penuh antusias mereka bertanya tentang profesi saya. Ketika bercerita tentang sekolah, maka komentar mereka adalah..ibu sekolahnya lamaaaaa yaa..:D









Istirahat kembali, berkumpul bersama para inspirator yang lelah mengajar. Minum 2 gelas air mineral, dan mencicipi hidangan dari sekolah. Lalu bersiap untuk masuk kelas V dan VI.
Di kelas V, saya metode mengajarnya diubah sedikit. Maklum mereka sudah besar, dan merasa menjadi penguasa sekolah. Karena kelas VI sudah sibuk ujian dsb. Disini mereka aktif bertanya, ada yang bertanya ibu kerja dimana?, sudah berapa lama bekerja?, lalu umurnya berapa?, punya anak berapa?....waaaah…..anak-anaknya seru banget. Saya tidak menjawab ketika ditanya umur, karena nanti akan jadi cerita panjang hahaha., saya balik bertanya saja…kira-kira umur ibu berapa??..ada yang menjawab 20 tahun, 30 tahun, 35 tahun..hahaha..yaaa itu jawaban yang saya suka daripada saya harus menjawab sendiri.
Tiba-tiba ada anak yang mengajukan tanya..’Ibu gajinya berapa?’…,lagi-lagi saya tidak menjawab namun saya hanya mengilustrasikan saja. Gaji ibu cukup untuk membayar kostan, lalu makan sehari-hari, jalan-jalan, beli buku. Lalu ada yang memotong, untuk membantu orang tua juga ya bu?....oh yaaa…, ibu membantu orang tua juga dengan gaji ibu. Jadi kira-kira gaji ibu berapa?.......waah besar ya bu, pasti 500 ribu gaji ibu…,senyum saya mendengar jawaban mereka. Anak-anak tetaplah anak-anak.
Selesai dengan kelas V, saya pindah ke kelas VI….karena mereka kemaren baru saja refresing alias jalan-jalan ke DuFan, banyak yang tidak hadir. Ada sekitar 8 orang yang hadir tapi kelas harus tetap berjalan. Duduk membuat meja bundar, maka saya menggunakan metode bercerita saja. Bisa dari hati ke hati hahaha. Ada kholi sang ketua kelas, yang mungil tapi tidak mau diam, ada Destin yang manis, ada Reno, Zaenal, lalu Wanda…dan  wah saya lupa dengan 3 lainnya. Mereka sudah ujian dan sedang bersiap masuk SMP, maka saya menceritakan bagaimana saya bersekolah hingga bisa lulus kuliah. Saya katakana pada mereka, jika memang nanti tidak bisa langsung kuliah, maka tetap harus semangat dan punya cita-cita, karena semangat dan mimpi itulah yang membuat kita sanggup mengorbankan waktu dan tenaga. Menjadi orang yang berguna untuk orang lain, harus menjadi landasan awalnya. Lalu saya keluarkan amunisi profesi saya, mereka senang bisa mengenal insulin, aneka bentuk sediaan obat asma, membuat puyer dan kapsul juga mengetahui aneka bentuk obat.

Selesai sudah tugas di kelas, sambil menunggu kak Via dan Kak Umin yang sedang mengambil balon di kampong Purwakarta (lumayan jauh), kami sempatkan mengambil gambar dengan adik-adik SD Kubang Sari 2, sebuah SD yang terletak di kawasan Cigading, memiliki gedung yang cukup baik, guru-guru yang cukup, serta fasilitas sekolah yang berdasarkan pengamatan saya juga sudah cukup. Ada ruang perlengkapan olahraga,lapangan sekolah dll. Sekolah ini terletak tidak jauh dari kawasan industri baja, oleh sebab itu tidak heran jika mereka hanya menjumpai karyawan pabrik sebagai satu-satunya pekerjaan yang memang menjadi pekerjaan mayoritas ditempat kami. 

Kedatangan kami adalah mengenalkan profesi lain, agar mereka dapat mempunyai variasi cita-cita, membangun mimpi mereka bahwa dengan ketekunan, perjuangan dan rasa “ingin maju” akan membuat cita-cita mereka tercapai. Memang tidak mudah menggapai cita-cita namun bukan juga suatu hal yang mustahil. Sejatinya dari perjalanan sehari ini bukan saya yang member inspirasi namun saya pun mendapatkan banyak inspirasi dari anak-anak, dari teman-teman relawan yang telah meluangkan waktunya demi membuka cakrawala, dari sekolah, dari guru yang tak lelah mengajar dengan segala keterbatasan fasilitas, dari para fasilitator yang berusaha keras walaupun sedang sakit, sibuk skripsi dll masih mau mensukseskan acara ini.

Haiiiii..balonnya datang, kak Via dan kak Nihlah lalu merapikan balon-balon tersebut agar diikat semua, adik-adik yang lain sibuk menulis di kertas tentang cita-cita mereka. Lewat pukul 12.30, kami berkumpul di lapangan, dan melepas mimpi dari anak-anak SD Kubang Sari 2 yang melekat di balon gas tersebut. Terbanglah tinggi…..bawalah mimpi kami ke langit biru dan kami semua berharap semoga penghuni langit pun ikut mengamini mimpi anak-anak.


Bersiap pulang, sebelumnya kami berpamitan dengan guru-guru dan mengucapkan terima kasih karena berkenan menerima kami dengan senang hati. Lanjut makan siang di rumah makan warung Asem, sayangnya kak Donna yang telah menginspirasi anak-anak dengan melatih bercerita dan menulis langsung capcus ke Jakarta bareng kak Dahlia, jagoan music yang cantik, plus kak Reza perawat imut dan sabar. Berpisaaaaaah…………..smoga apa yg kita lakukan sehari ini menjadi catatan kebaikan, menjadi catatan di benak mereka, dan semoga kita diberi kesempatan lagi untuk dapat berbagi ilmu dan cerita. saya dan wawan segera balik ke tempat tugas, karena tidak ambil cuti langsung beraksi kembali di tempat kerja. Lelah namun menyenangkan dan bahagia. Sampai berjumpa di ruang berbagi yang lain




Tidak ada komentar:

Posting Komentar