Selasa, 09 Juni 2015

Mencintai pagi #NulisRandom2015

Embun masih berbaring didaun ditemani genangan air sisa hujan semalam. Menderas sejak pukul 7 malam.  Mentari dan langit pun menyapa pagi dengan kecerahannya. Suara tetangga yang sepertinya sibuk di dapur terdengar, dan aroma masakan sarapannya tercium dengan sempurna membuat saya membayangkan pagi ini ada satu piring nasi goreng plus taburan bawang goreng dan emping. Eeh..hanya terbayang. Karena diatas meja makan ku bersih tanpa sepiring apapun. Lalu suara tarikan sapu lidi menyapu halaman pun mulai ada ditambah dengan obrolan khas tetangga yang sedang menjemur pakaian. Sepertinya mereka membicarakan hujan yang tiba-tiba datang dan membuat jemuran mereka basah tak tertolong. Senasib dengan sederet pakaianku yang mengalami hal yang sama. Saat  semalam pulang kerja hanya menatap  sederet pakaian yang kutinggalkan saat terpanggang matahari dan sekarang basah disiram derasnya air hujan. Sedih?....asikkin aja. Jam 8 nanti aku akan membersihkannya lagi.

Lalu terdengar suara deru motor dari belakang rumah, anak-anak yang bersiap diantar sekolah oleh ayahnya. Tak berapa lama tukang sayurpun mulai berteriak memanggil mendekat, suara motornya rame dan khas. Aku hanya tersenyum saat dia melewati pagar rumah dan menawarkan sayurnya. Aku tak bergeming, masih duduk diteras rumah memandang pot-pot bunga yang tanahnya berkurang.
Suara kereta menyusul keramaian pagi ini. Dan bisa dibayangkan antrian mobil, motor di depan gang rumahku saat kereta melintas.

Pagi selalu datang dengan aktivitasnya, dan sejuta rencana
Pagi selalu datang dengan segudang harapan
Seperti pagi ini akupun berharap yang sama.
Melihat catatan kecil, list tugas yang harus aku selesaikan
Siap beraktivitas mencoret satu persatu, dimulai dari senam jari.

Mencintai pagi, bagaimana dengan aktivitas pagimu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar