Embun masih berbaring didaun ditemani
genangan air sisa hujan semalam. Menderas sejak pukul 7 malam. Mentari dan langit pun menyapa pagi dengan
kecerahannya. Suara tetangga yang sepertinya sibuk di dapur terdengar, dan
aroma masakan sarapannya tercium dengan sempurna membuat saya membayangkan pagi
ini ada satu piring nasi goreng plus taburan bawang goreng dan emping.
Eeh..hanya terbayang. Karena diatas meja makan ku bersih tanpa sepiring apapun.
Lalu suara tarikan sapu lidi menyapu halaman pun mulai ada ditambah dengan
obrolan khas tetangga yang sedang menjemur pakaian. Sepertinya mereka
membicarakan hujan yang tiba-tiba datang dan membuat jemuran mereka basah tak
tertolong. Senasib dengan sederet pakaianku yang mengalami hal yang sama.
Saat semalam pulang kerja hanya
menatap sederet pakaian yang
kutinggalkan saat terpanggang matahari dan sekarang basah disiram derasnya air
hujan. Sedih?....asikkin aja. Jam 8 nanti aku akan membersihkannya lagi.
Lalu terdengar suara deru motor dari
belakang rumah, anak-anak yang bersiap diantar sekolah oleh ayahnya. Tak berapa
lama tukang sayurpun mulai berteriak memanggil mendekat, suara motornya rame dan
khas. Aku hanya tersenyum saat dia melewati pagar rumah dan menawarkan
sayurnya. Aku tak bergeming, masih duduk diteras rumah memandang pot-pot bunga
yang tanahnya berkurang.
Suara kereta menyusul keramaian pagi
ini. Dan bisa dibayangkan antrian mobil, motor di depan gang rumahku saat
kereta melintas.
Pagi selalu datang dengan
aktivitasnya, dan sejuta rencana
Pagi selalu datang dengan segudang
harapan
Seperti pagi ini akupun berharap yang
sama.
Melihat catatan kecil, list tugas yang harus aku selesaikan
Siap beraktivitas mencoret satu persatu, dimulai dari senam jari.
Mencintai pagi, bagaimana dengan aktivitas pagimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar