Minggu, 21 Juni 2015

Mengingat tentang Bidara# NulisRandom2015

Malam ini saya belajar tentang daun bidara. Nama ini tidak asing bagi saya, mungkin ingatan saya jadi dibongkar  lagi kembali ke jaman belajar farmakognosi. Saya teringat dengan nama bidara upas. Jaman dimana tiap hari menghapal segala sesuatu yang menyangkut herba, perdu, dsb. Apakah bidara ini yang dimaksud?

Tertarik untuk mengetahui tempat tumbuh, bentuknya, serta zat-zat berkhasiat yang dikandungnya dan yang pasti adalah jenis dari pohon bidara.   Ketertarikan ini karena salah seorang teman baru saya mengolah daun  bidara sebagai bahan baku pembuatan sabun batang. Menurut saya ini keren sekali, karena saya yang seorang farmasis saja tidak begitu paham dengan herba yang satu ini. Hanya tahu namanya saja, detailnya benar-benar mesti belajar banyak dengan teman baruku ini. Dahulu yaaa..belajarnya tentang itu saja, tapi saat tadi berselancar mencari hal-hal lain tentang tumbuhan ini, ternyata khasiatnya banyak banget, belum lagi jika dihubungkan dengan sunah nabi.

Herba ini ternyata banyak jenisnya, dan karena memiliki khasiat yang berhubungan dengan kefarmasian maka saya mencari lagi, zat apa yang terkandung dalam daun bidara ini. Komposisi kimia dari minyak daun bidara (Zizyphus spina-christi) diperoleh dengan menggunakan metode destilasi memiliki komponen utama: geranyl aseton (14,0%), metil hexadecanoate (10,0%), metil octadecanoate (9,9%), farnesyl aseton C (9,9%), hexadecanol (9,7%) dan etil octadecanoate (8.0%), belum lagi kelompok flavanoid yang ternyata ada dalam pohon semak ini.  Tak heran dengan komposisi kelompok metil ester, alkaloid dan minyak esensial lainnya, daun bidara dapat digunakan untuk anti septik dan anti inflamasi. Saya belum bongkar semua tentang daun ini dari sudut farmakognosi saja sudah terjawab bahwa memang daun ini banyak khasiatnya. Semakin tertarik untuk mempelajari hal lain seputar pohon sidr ini. 

Oyaaa…dari banyak literature yang saya baca, daun ini tercantum namanya dalam beberapa hadist maupun dalam tafsir Ibnu Katsir dan tentu saja dilengkapi dengan kisah saat daun ini digunakan oleh Nabi kita Muhamad SAW. Begitu banyak jenis bidara, dan ada yang khusus disunahkan untuk digunakan. Dan tentu saja ternyata yang dimaksud oleh teman saya sebagai daun bidara bukan bidara upas.  Sayaaang sudah jelang tengah malam, nanti saya kesiangan dan tidak sahur lagi seperti kemaren, belajarnya berhenti dulu. Banyak yang harus saya bongkar-bongkar lagi tentu yang berhubungan dengan kandungan dan khasiat, karena ini menakjubkan. Bahan baku sabun yang insyaallah khasiatnya banyak banget. Disambung lagi nanti yaaaa…..tidur …tidur….yang pasti dengan kandungan seperti itu, wajar jika sabun bidara banyak manfaatnya. Nanti kita bahas lagi yaaa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar