Kisah satu bab dari sebuah buku yang bernama Novel Kehidupan
telah usai. Cerita 365 hari dalam satu bab yang bernama “Warnaku di 2015”.
Kisahnya tentu ada warna terang namun
ada juga suram tergantung saya melihatnya. Terang bagi saya belum tentu bagi orang lain. Kadang
kala ditengah perjalanan 365 hari itu ingin berhenti lalu pindah menjadi bab
baru yang tak ada hubungannya sama sekali dengan bab sebelumnya karena saya tidak
suka dengan ceritanya, tidak suka dengan lakonnya, namun tak bisa. Cerita di
novel ini berbeda dengan novel lainnya yang biasa saya baca. Tidak bisa
dihentikan begitu saja, atau tiba-tiba diganti kisahnya karena mengikuti trend
yang ada, mengikuti segmen pasar maupun mengikuti kisah FTV yang populer. Novel
Kehidupan akan ditutup dengan sempurna jika kita selesai dengan tugas dari-Nya.
Selesai menurut versi penulis skenario bukan menurut kita.
Halaman untuk 12 purnama menjadikan bab ini tebal, setiap purnama menyimpan keistimewaan.
Bertemunya saya dengan
sahabat-sahabat semasa sekolah farmasi di Jakarta setelah lebih dari 20 tahun
tidak bertemu membawa cerita tersendiri, terlebih jika mengingat cara
menemukannya satu persatu. Sebuah kisah persahabatan. Di penghujung tahun
ditemukan kembali satu sahabat dari Kalimantan, Tenggarong tepatnya.
Menghubungi organisasi profesi se-Kalimantan untuk mencari tahu dimanakah sahabat
kami berada. Atas rasa kangen yang melanda, rasa cinta yang bertabur di setiap
hati, kekuatan ingin menyambung silaturahmi akhirnya semua berhasil menjadi tim
pencari. Mengagumkan. Berkumpul kembali menjadi satu keluarga. Tak hanya itu
ternyata kerinduan pun ada di hati sahabat-sahabat SMP yang 24 tahun tak
bersua. Seru sekali saat pertama kali berjumpa, tak jarang saya hanya diam
mengingat-ingat namanya, benar-benar sudah berubah. Maklum sudah dilabeli
sebagai ayah atau pun ibu oleh anak-anaknya. Luar biasa ketika bisa berkontak
dengan sahabat sebangku di kota Padang. Ada beberapa teman yang sudah pergi
meninggalkan kita, selesai kisah hidupnya tanpa pernah bertemu kita
kembali. Sedih….,smoga kalian disana
sudah ada dalam surga yang indah.
Berjumpa dengan teman lama ternyata berlanjut
ketika saya dan teman-teman yang selalu merasa kurang piknik menyempatkan diri
untuk lakukan piknik yang bukan sekedar piknik. Belajar lagi arti sebuah
refresh diri dan saat lakukan perjalanan singkat itu saya belajar banyak
bagaimana mencintai alam dengan lebih indah. Melihat ketika anak sejak usia
dini dikenalkan arti alam dan itu membekas serta menyenangkan sekali. Diantara
365 hari yang ada, alhamdlh saya masih diberi kesempatan berbagi cerita di
beberapa kota, serta sebuah pulau di Kepulauan Seribu. Bertemu, berkumpul
dengan orang-orang yang sarat energi positif, tak pernah berhenti untuk berbuat
baik kepada bangsa ini lewat pendidikan Indonesia. Ini adalah salah satu dari rasa
ingin di tahun 2015 yaitu berkesempatan untuk memiliki sebuah komunitas baru. Menemukan teman baru yang begitu mengagumkan. Teman yang untuk mengisi harinya
menyibukkan diri di sebuah komunitas yang begitu peduli dengan teman-teman yang
memiliki masalah dengan pendengarannya. Takjub saya dibuatnya ketika dia
berkisah kesibukannya bersama mereka. Banyak cara untuk berbuat baik, tanpa harus
menunggu segala sesuatunya kita miliki. Berbagi cerita, berbagi semangat,
berbagi insprirasi, berbagi ilmu yang ada didalam diri kita. Itu yang saya simpulkan saat berkenalan dengan
seorang teman baru dari kota Ngalam. Indah bukan ketika hidup kita tak luput
dari kisah berbagi.
Apakah purnama saya berkisah warna
lain. Tentu, saat memutuskan untuk mengubah arah langkah , mengambil jalan sepi
ikuti kata hati. Melepaskan semua yang dimiliki bertahun-tahun. Merupakan
sebuah kisah tentang pekerjaan saya. Sempat tertegun sesaat namun coba
mantapkan hati untuk raih sebuah cita. Alhmdlh akhirnya dengan bantuan
sahabat-sahabat kaki ini menjadi lebih ringan untuk melangkah walau jalan yang
dipilih adalah jalan sepi yang tak lazim. Apotek mungil berwarna ungu berdiri
tepat 2 bulan ketika saya memilih jalan menyepi. Bersinergi dengan salah satu
sahabat sejak jaman berlari-lari menggunakan baju praktikum. Penguat-penguat
banyak hadir, dari keluarga tentu yang utama. Sungguh sebuah catatan panjang
tentang kisah yang berujung di Purnama ke-10. Persahabatan memang membuat hidup
menjadi lebih hidup. Anugrah jika kita memiliki orang-orang seperti ini. Persahabatan
memang tidak instan, dan banyak cara. Persahabatan yang dimulai dengan
kejujuran akan menjadi persahabatan yang abadi. Saling memberikan energi
positif.
Melihat ibu sehat dalam setahun ini
juga merupakan sebuah harapan yang terwujud. Kakak dan adik yang jauh disana.
Tujuh keponakan yang tumbuh besar dan mulai sibuk dengan cita-citanya. Senang
menyaksikan mereka menjadi anak-anak yang baik dan sholeh. Jarak berpuluh
bahkan ratusan kilometer membuat panggilan bude dan bulek selalu dirindu.
Tak ada kisah yang menguap begitu
saja, selalu ada sari yang terendap. Baik kisah suka maupun duka pun rasa
kecewa dan kehilangan. Tak mungkin saya melupakannya, namun juga tak perlu saya
mengingatnya. Didekap erat dan dimasukkan dalam ruang di hati seluruh kisah
kecewa, kehilangan ataupun ditinggalkan. Ketika saya harus mengeluarkannya
kembali saya bisa menceritakan detail tanpa harus ada bulir yang menetes dan
menggenang. Hadiah-hadiah indah sepanjang tahun ini apapun bentuknya disyukuri
saja. Menjadikan diri semakin kuat, dan makin mengerti tentang setiap episode
kehidupan. Berterimakasih utk semua rasa kecewa, kehilangan, dan kesedihan yang
sudah diberikan. Bingkai yang dibuat indah kadang hancur oleh sesuatu yang
bahkan hingga kini tak mengerti penyebabnya. Tapi lagi ..lagi saya tak akan
pernah memaksakan cerita. Biarkan skenario –Nya yang berjalan, tak perlu
bertanya berulang untuk sesuatu yang rahasia. Dia sudah menjanjikan untuk semua
yang bersifat rahasia, Dia sudah mengatur setiap detail kehidupan ini, tinggal
lah saya yang mendekati_Mu, mendekati Sang Pengatur. Belajar untuk selalu
memahami atas semua cerita yang ada. Jika pun saat ini saya belum bisa, mungkin
saya akan memahami maknanya esok hari atau lusa nanti. Mari menulis cerita lagi
di hari ke depan. Cerita di Novel Kehidupan. Terimakasih untuk semua warna
yang sudah diberikan baik atas warna keindahan, kekecewaan maupun kehilangan.
Mengawalinya dengan membuka jendela baru, hingga ku rasakan atmosfer yang lebih segar, menepi dari hiruk pikuk segala perasaan, memangkas semua rimbunnya rasa dan tentu bersiap untuk menjadi manusia yang lebih banyak berbagi. Kulihat indahnya dunia dari jendela yang baru.