Langit biru namun matahari sepertinya
sedang ingin menumpahkan sinarnya dengan maksimal. Panas sekali meski jam belum
menunjukkan tengah hari. Lantai rumah berdebu kembali, ini sudah ke-3 kalinya
saya menyapu sedari pagi tadi. Huft…mengapa debu mudah sekali hadir, angin
tidak seberapa kencang, posisi rumah pun tidak di tepi jalan raya, menjorok
namun memang tidak ada pohon-pohon pelindung. Oh..ya..ya, udara tidak lagi
bersih, tidak ada penyaring sama sekali, menghantam ruang terbuka di rumah.
Debu yang seperti ini sudah membuat saya berpeluh dan mengeluh, bagaimana
dengan teman-teman saya di Sumatera dan Kalimantan sana.
Mungkin semua sudah
mengetahui tentang sebuah bencana asap yang sedang melanda termasuk kondisi warganya.
Sangat memprihatinkan. Mereka mengatakan
bahwa langit biru, matahari, serta bintang dirindukannya dengan sangat. Sudah
berbulan tak melihat indahnya warna orange saat matahari terbenam, indahnya
bintang bertabur saat gelap datang, dan birunya langit saat hari baru datang.
Bagi mereka warna yang ada adalah abu-abu.
Mereka sehari-hari tidak lepas dari masker, kulit mulai gatal, masker cepat sekali menjadi hitam, mata yang terasa
perih serta batuk dan sesak napas merupakan kondisi kesehatan yang mereka
rasakan beberapa bulan ini, tambah lagi dengan rentannya terhadap penyakit lain
seperti diare pada balita karena kondisi udara yang buruk. Di Riau saja 15.000 balita terserang ISPA. Ratusan ribu bayi
setiap saat menghirup udara penuh asap. Oksigen begitu sukar di cari, beberapa membiru mencari oksigen. Udara bersih berbulan tak hadir di sana. Untuk 6 propinsi sumber lain menyatakan sudah 505.000 terserang ISPA
Dampak
asap yang lain tentu berhubungan dengan udara bersih, air bersih, lalu
pendidikan dimana sekolah terpaksa berulang kali diliburkan, anak-anak tidak
sekolah. Berapa anak yang terpaksa libur atau terganggu kegiatan belajarnya
karena asap.? 4,3 juta anak sekolah terganggu belajarnya. Penerbangan pun
begitu datanya, gagal terbang karena asap yang mengaburkan jarak pandang. Hampir
20 penerbangan batal setiap hari di Jambi, belum di kota lainnya. Enam propinsi
menjadi korban dari asap ini. Berapa jumlah penduduk yang terkena dampak asap ini?
Informasi dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) lebih dari 43 juta jiwa
penduduk terpapar oleh asap. Data ini hanya dihitung di Sumatera dan
Kalimantan. Baru dua propinsi. Data dianalisis dari peta sebaran asap dengan peta jumlah penduduk. 43.000.000 jiwa (maaf, saya tulis dengan lengkap digitnya). Dampak terhadap
kesehatan bukan saja dirasakan sekarang, tapi bisa terjadi jangka panjang 5
atau 10 tahun kedepan. Banyak yang tidak terdeteksi berapa masyarakat yang terganggu kesehatannya karena asap. Balita meninggal pun sudah terjadi, jika ada yang menyatakan ini bukan karena asap, tapi karena infeksi di saluran pernapasannya, duuuh kemana sih cara berpikirnya? Balita ini rentan terhadap asap, gegara udara yang tak bersih penyakit-penyakit lain pun ikutan. Ini kejahatan yang luar biasa,
kejahatan kemanusiaan. Gilaaaaa.
Bencana asap dari Karhutla ( Kebakaran Hutan dan Lahan )
adalah bencana karena ulah manusia.
99 persen perbuatan di sengaja. Siapa pelakunya? Yaaaa...mereka pengusaha kebun kelapa sawit yang tidak bertanggung jawab. Mereka membakar hutan untuk membuka lahannya, dan mereka dilegalkan oleh pejabat di daerah tersebut, walaupun kini para gubernurnya sudah ditangkap KPK namun pembakaran masih terus dilakukan.
Para pengusaha yang sudah membakar hutan puas anda
melihat ini semua? Oh anda masih inginkan Sulawesi, Papua? Anda sudah habiskan Sumatera dan Kalimantan. Jutaan
manusia kau korbankan demi bisnis usaha mu. Gilaaaa….Oh, anda merasa baru 43.000.000 jiwa, dan anda masih inginkan lebih ya? Saya curiga sepertinya anda dan saya berbeda mahluk.
Saya masih mengulik tentang penduduknya, belum bicara tentang ekosistemnya, tentang keragaman hayati yang kau hancurkan. Berapa spesies tumbuhan dan hewan punah gegara tempat hidup mereka dihancurkan. Tanah dengan haranya. Aaaah..........., saya makin muak dengan perbuatan anda dan seluruh aparat yang mendukung anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar