Selasa, 07 Maret 2017

Praktis dan Pemanis di Pergelangan Tangan

Mulai menggunakannya sejak berseragam merah putih. Itu seingat saya. Tidak satu, namun tiga sampai lima buah. Berwarna-warni. Terbuat dari atom atau plastik. Dan selalu di tangan kiri. Sering kali kakak dan adik saya berkomentar dengan hobi yang sedikit berbeda ini. Penyuka perhiasan berbentuk lingkaran. 


Dulu Emak juga terheran-heran, karena anaknya yang satu ini suka dengan benda bernama gelang dan kadang tidak cukup satu. Berisik katanya jika tangan saya bergerak.

Kesukaan itu terus berlanjut. Satu gelang berwarna hijau pemberian kakak menemani lebih dari sepuluh tahun. Mungkin jika tidak jatuh dan pecah, masih digunakan hingga kini. Tidak sampai lama, saya mendapat gantinya dengan gelang yang lain. Masih berwarna hijau namun lebih muda warnanya. Dan masih pemberian kakak. Setiap kali bepergian ke suatu daerah dia tidak perlu repot membeli oleh-oleh untuk saya. Cukup gelang dan itu akan membuat saya tersenyum lebar.

Beberapa sahabat dan teman dekat pun demikian. Saat pergi melancong dan melihat gelang jadi langsung teringat diriku hahahaha. Namun yang sering menjadi masalah adalah ukuran pergelangan tangan saya cukup kecil. Pernah ada gelang yang saya dapat dari teman kuliah. Cantik terbuat dari rangkaian batu-batu kecil. Sayang, ukurannya kebesaran. Saya berusaha mengecilkannya namun gagal. Talinya putus dan….byaaaar, jatuh deh batu-batu mungilnya. Berantakan. Tamatlah gelang itu sebelum saya gunakan.

Ternyata kesukaan ini tidak berhenti meski sudah memasuki dunia kerja. Perhiasan berupa gelang tetap saya gunakan. Tentu saja tidak berwarna-warni jika sedang bekerja. Khawatir pasien yang bertemu menjadi gagal fokus melihat warna-warni gelang yang saya gunakan. Cukup yang tidak mencolok mata. Walaupun pernah juga kelupaan. Belum melepas aksesoris bermain saat memanggil pasien. Gelang aneka temali berwarna-warni. Begitu tersadar, perlahan saya lepas.
Gelang yang saya miliki sebagian besar memang pemberian dari sahabat.  Ada yang terbuat dari kain, anyaman tali, batu, kayu, dan lain sebagainya. Saya tidak terbiasa memadu padankan warna gelang dengan pakaian yang dikenakan. Suka-suka sajalah. Ketika saya ingin memakai gelang warna biru, kuning atau lainnya, yaa saya langsung pakai. Bagi saya semua cocok.  Selama saya suka, apa pun bentuknya.

Ada kisah di setiap gelang. Minimal saya akan mengingat nama pemberinya. Ada pemberian teman dari jauh. Ada pula yang saya beli sendiri saat melintas di sebuah etalase yang memajang aneka gelang. Berapa yang saya miliki? Tidak banyak. Kadang ada beberapa yang harus dimusnahkan karena talinya sudah tak kencang lagi atau bentuknya sudah tak layak. Oh Iya, saya pernah belajar membuat gelang dari tali-temali. Ilmu yang saya peroleh dari seorang kakak relawan yang super canggih tangannya. Meski tidak sempurna anyamannya, saya suka menggunakannya karena karya sendiri hihihihi.

Hingga kini pergelangan tangan saya tidak lepas dari benda berbentuk lingkaran ini. Rasanya aneh serasa ada sesuatu yang hilang jika saya tak menggunakannya sama sekali. Tiga gelang berwarna putih menemani keseharian, menjadi teman setia selama bertahun-tahun. Rupanya lingkar tangan ini pun konstan jadi tetap bisa digunakan. Hanya lingkar pinggang sepertinya yang berubah :D

Dan akhirnya perhiasan ini seakan menjadi ciri khas saya. Mudah sekali cara menggunakannya, gak pakai repot. Praktis namun menjadi pemanis heheh. Anda penyuka gelang juga? Atau ingin berbagi gelang? Saya dengan dengan senang hati menerimanya.