Rabu, 24 Desember 2014

Maksi di Dapur LaaBid :)

Kemarin siang, aku baca postingan teman lama (teman SMP) yg sedang promo warung makannya, naaah karena blum maksi dan liat menunya asik, pingin jg kesana, dan kebetulan banget lokasinya masih cukup dekat dari rumah. 
Nah, sblum berangkat kerja aku sengaja mampir, sekaligus ktemu temen lama. dan inilah yang terjadi :::::

Mas A   ::::: siang bu, mau makan bu...
Aku      ::::::iya mas, ada menu apa??mie ayam ada??
Mas A  ......Mie ayamnya kosong, adanya prasmanan nih...ikan bakar, ayam bakar, 
                 sambil memperlihatkan ikan bakarnya..
Aku     :::::::yaaaaah...pingin mie ayam nih , tapi okelah..mau ikan bakar plus urab 
                 (ternyata ada urab dan enaaak lhooo, cobain deh)
Mas A  ::::::silakan bu

daaaan akhirnya aku makan menghabiskan ikan bakar yg lumayan besar plus sambel mentahan..sambil lirik kanan kiri...manaa yaa temen aku ...kok gak keliatan. 

Mas A  ::::bu, minumnya apa??
AKu     ::::teh anget aja.................dan langsung disediakan olehnya

Selesai....aku mendekati dia di meja kasir
... berapa ya??.....17.000 jawabnya.. (murah juga, batin aku, karena ikan bakarnya segar plus besar, serius...cobain deh)
sambil menyodorkan selembar uang, aku tanya dgn suara agak pelan..
"mas..ini warungnya mas anom ya??...........mas anomnya gak ada yaa??



Dan.......kamu tau........jawabannya??...............Ini gw ..anom.., Tatiiiiii!!!....sambil tertawa renyah plus merasa kesal karena  semenjak aku masuk aku gak mengenalinya. 

Aku  Mati gaya sesaat
.....masa iya???akuuuuu benar-benar tdk mengingatnya....berubah bangeeeet........asliiiii aku gak mengenalinya...paraaah sekali ingatanku. 1991-2014 benar-benar melumpuhkan ingatan ku...........aku benar-benar gak kenal..

akhirrrrnyaaaaaaaaaaa...akuuu cuma bisa ngakak...lalu mengalirlah cerita ringan jaman sekolah dlu...,dan aku dikenalkan dgn istrinya plus 4 anaknya yg cantik dan ganteng. 

sukses yaa mas anom...........masih ngutang mie ayam ceker yaaa..heheh

Maksi kemaren bikin gw senyum2 sepanjang jalan.....pasti aku balik lagi, mo cobain mie ayam dan menu lainnya...yuuukk kesana yuuk....


Minggu, 21 Desember 2014

Dan Aku Memanggilnya Ibu

Tepat 40 hari setelah kepergian emak, maka saya menjadi  seperti  anak ayam yang kehilangan induknya. Tidak  tahu harus berbuat apa serta bagaimana menjalani hari-hari selanjutnya. Tidak ada emak, itu yang ada dibenak. Apa yang akan saya lakukan?
Beruntungnya saya karena setelah emak pergi saya masih memiliki ibu. Ya saya menyebutnya demikian Beliau tidak melahirkan saya tapi saya merasa selalu menjadi bagian dari keluarga kecilnya. Jangan tanyakan tentang kasih, serta perhatiannya.  Ibu benar-benar memegang teguh janjinya untuk menjaga aku dihadapan emak saat menit-menit Malaikat Izroil mulai mendekati emak

Malam ini saat saya menuliskan huruf-huruf ini, hujan turun dengan deras. Hp saya tak berbunyi karena saya ada dirumah. Jika saat hujan turun dengan derasnya dan posisiku masih di tempat kerja, maka sms pastilah berbunyi….”tat, hati-hati ujan. Pake jas ujan, jangan ngebut banyak lubang. Singkat namun dikirim dengan tulus, padahal sudah saatnya jam tidur.  Itulah ibu.
Belum lagi masalah makan.  Saya  termasuk orang yang sering telat makan, bahkan malas untuk makan saat dirumah terutama jika sedang banyak tugas. Pergi keluar membeli makan saat sudah masuk rumah itu maleeees banget, biasanya nahan laper diganti susu. Maka selain sms mengingatkan untuk makan, seringkali di pintu pagar sudah ada bungkusan berisi nasi, lauk, sayur, buah yang sudah dipotong dadu plus note kecil..’tolong dihabiskan”.  Ibu juga sering mengirimkan paket makan siang kalau kami lama tak bertemu, teman-teman  di tempat saya bekerja pun mengenalnya sebagai sosok yang sangat perhatian dan penuh kasih sayang. Nikmat Tuhan Mana yang aku dustakan?. 
Saat  subuh tak jarang  masih sempat membangunkanku agar tak kesiangan sholat subuh terutama saat ibu tau semalam aku habis kerja lembur. Itu saja??....banyak lagi. Pernah saat hujan besar  ibu sangat khawatir aku terjebak banjir jika pulang dengan motor, dan aku meyakinkannya bahwa akan pulang dengan Taxi, tapi ternyata tepat jam 10 malam ibu sudah parkir depan lobby RS hanya untuk mengantarkanku pulang. 
Seharusnya aku tidak lagi merepotkan ibu dengan hal-hal tersebut, tapi kemandirianku terkadang rapuh saat aku harus melakukannya semua sendiri. 

Oya..,dulu saat emak ada maka setiap hari ulang tahun saya. emak akan masak nasi kuning walaupun sedikit lalu membagikannya kepada beberapa tetangga dalam piring-piring kecil, dan kebiasaan itu dilanjutkan oleh ibu, membuat nasi uduk, kue tart bahkan tumpeng disetiap momen bertambah umur.  Kado-kado kecil selalu hadir dipagi itu, termasuk ketika hari raya tiba, maka kado lebaran plus kartu pasti diletakannya di meja kamarku. Tak pernah terlewatkan, meski usia terus bertambah namun ibu tak mengurangi kebiasaannya. Ucapan, pelukan serta doa dipagi hari akan diuntai oleh ibu bersama dengan sarapan pagi.

Saat aku memutuskan untuk kuliah, maka akhir pekan tidak lagi menjadi kegiatan makan bersama. Biasanya sabtu atau minggu pagi diisi dengan sarapan tempe mendoan/tempe bakar, sayur bayam dengan wortel dan tentu saja sambel kesukaan ibu. 
Maka dengan kesibukanku yang setiap hari jumat-minggu di jakarta membuat seminggu….dua minggu..bahkan tiga minggu aku tidak berjumpa dengannya. Tapi sms, note kecil, bekal makan selalu hadir. Jadwal kerja yang sering tukar dines, tukar libur membuat aku dan ibu makin jarang bertemu. 
Berangkat kuliah disubuh buta, menunggu bis diujung gang rumah, saat gelap dan sepi tiba-tiba ibu sudah ada di halte itu dengan susu panas dan sekotak sarapan pagi. Bertambahlah pesan dan bekal saat aku harus menjalaninya di Ramadhan, karena berbuka di jalan, sahur dikostan dan tentu saja ibu yakin aku terkadang malas untuk makan. Ahh...aku sedih mengingat itu semua. Beberapa bulan lalu saya sudah lulus kuliah, namun saya belum memberikan arti yang berbeda kepadanya. Begitu banyak kasih yang ibu berikan, dan aku belum membalasnya, bahkan mungkin tak akan pernah bisa. Ibu juga yang melakukan kebiasaan emak saat masih ada. Berpuasa saat aku ujian, berdoa lebih panjang diatas sajadah itu saat aku bercerita bahwa aku ada masalah entah masalah pekerjaan ataupun saat  tugas kuliah yang tak kunjung selesai, atau saat tiba-tiba melihat aku bersedih. 

Dan ternyata akhir tahun ini tujuh tahun sudah aku didampingi ibu. . Tentu dalam perjalanan waktu 7 tahun ini tubuh saya tidak selalu sehat, pernah kena types yang mesti bedrest, pernah jatuh dari motor karena menyalib  bis dan salah perhitungan sehingga terpental, pernah demam tinggi, dan ibu adalah orang yang pertama kali sibuk untuk ke dokter, bawa nasi tim, beliin buah plus susu beruang bahkan ibu juga yang merawat saya ketika saya gak mau dirawat inap, tapi memilih istirahat dirumah. Ibu selalu menjadi orang pertama yang ada di handphoneku saat seperti itu. 

 Oya…kalo ibu pergi jalan-jalan atau keluar kota maka oleh-oleh sudah pasti aku peroleh.  Dari makanan kesukaanku sampai pernak pernik yang aku suka ibu tahu banget. Bros cantik, blus unik, tas casual bahkan buku menjadi oleh-oleh dari ibu. Beliau hapal sekali dengan semua yang kusuka bahkan hingga detailnya. 
Hingga hari ini, saat usia saya terus bertambah ibu tidak mengurangi perhatian maupun kasihnya. Walau kesibukan kami membuat jarang bertemu. 

Hal yang paling menyedihkan adalah saat ibu sakit, dua tahun lalu lutut ibu bermasalah, pertumbuhan tulang rawan serta kurangnya cairan di tempurung membuat ibu susah berjalan. Tak tega rasanya melihat ibu berjalan terseok-seok, tak mampu lagi bawa mobil, berjalan cepat. Semuanya harus pelan-pelan, bahkan ibu sudah tidak ke dapur lagi karena ibu gak kuat berdiri lama-lama depan kompor. Kesedihan bertambah saat dokter bilang harus operasi. Tapi bukanlah ibu jika tidak mempunyai semangat yang kuat, ibu mencari dokter lain hingga Jakarta, menjalani terapi berkali-kali dalam seminggu, rajin minum obat, dan mulai mengurangi aktivitas. Ibu tidak lagi jogging, tidak lagi aerobic, ibu hanya berenang. 
Sediiiiiih rasanya saat kami menyaksikan pameran/ festival di Monas (aku waktu itu pingin banget liat festival tsb) ibu tidak banyak berjalan, hanya duduk menyaksikan pawai festival kerajaan. Saat ibu harus sholat di Istiqlal dalam keadaan duduk, aku tidak menangis dihadapannya. Namun sebenarnya seddiiih tiada tara. Tenaganya habis untuk kami semua. Nah....ini foto ibu waktu liat festival kerajaan di Monas. Kesampean juga akhirnya saya ke Monas :)

Ibu itu bagi saya tidak hanya supel, pintar masak, pintar berkomunikasi, pintar bertutur dengan tulisan, lincah, gesit, namun juga ibu itu atlet, serius loh….ibu suka banget berolahraga, jangan kaget menemui beliau di kolam renang pukul 06 pagi saat saya masih ditempat tidur. Saat emak masih ada, ibu juga yang mengurus sekolah, ambil raport dsb,dan tugas itu terus berlanjut sampai kemaren waktu lulus kuliah, wisuda sampai sumpah profesi. Apa yang sudah saya berikan untuknya? Belum ada. Ingin ibupun tak kunjung saya penuhi. Ibu ingin saya segera menentukan dengan siapa akan berbagi kehidupan, ibu ingin saya tak lagi sibuk dengan berbagai kegiatan tapi mulai menata kehidupan. Ya..walaupun itu keinginannya, ibu tak pernah memaksa. Sekedar berbagi ingin, selebihnya ibu banyak berdoa untuk semua kebaikan saya. Ada pesan ibu beberapa bulan lalu, mengingatkan saya sebagai perempuan yang jika terpaksa dan harus memilih maka akan lebih damai ketika dicintai oleh pasangan kita daripada kita yang mencintainya. Ibu sepertinya punya indra ke-enam karena berpesan seperti itu. Maaf, yaa ibu,  jika 9 hari lagi saat matahari menyapa di tahun 2015, saat usiaku mulai bergulir maju lagi, saat semua beranjak menuju perubahan, saya belum bisa melakukannya. Tapi saya akan terus berusaha memberikannya untuk ibu, walau saya tak tahu kapan terjadinya. 

Bulir-bulir bening terus berjatuhan saat saya menuliskan ini, terbayang wajah ibu dari 7 tahun yang lalu saat saya masih memanggilnya dengan sebutan teteh, lalu berubah menjadi ibu, karena beliau ini adalah kakak tertua saya. 
Dengan semua yang diberikan_Nya, pantaskah saya merasa tidak beruntung dalam kehidupan ini dengan semua yang telah terjadi. Sekali-kali tidak. Walau kadang rasa itu melintas, maka saya cepat-cepat memangkasnya, menikamnya. Saya adalah manusia beruntung, tidak ada kata sepi meski melewatinya sendiri. Semua begitu menyayangi saya, sapaan pagi hari selalu ada. Putra-putrinya diajarkan untuk sopan terhadap bule-nya.

Ibu slalu hadir kapanpun saya membutuhkannya. Tidak hanya untuk saya tapi kami semua lima bersaudara plus tujuh generasi penerus cucu nenek kakek yang mulai besar. Waah tak terbayangkan jika saya tidak mempunyai ibu, mungkin hidup saya tidak akan berjalan normal seperti sekarang. walau saya tidak pernah meminjam ruang di tubuh ibu, namun peran ibu menemani tujuh tahun ini teramat sangat berarti.
Untuk semua yang telah ibu lakukan, untuk semua ingin yang belum terpenuhi, maka saya hanya bisa membuat untaian doa, mengirimnya ke langit agar Arasy terguncang dan mengabulkan pinta kami semua. Sehatkan ibu, panjangkan usianya, dan selalu semayamkan rasa bahagia disetiap detik kehidupannya. Aamiin. "selamat hari ibu" 

Sabtu, 06 Desember 2014

Menghirup Oksigen di Curug Cihurang dan Cigamea Bogor

Sudah malam minggu lagi nih, dan teringat malam minggu yang lalu saat saya merencanakan pergi ke Bogor bersama  tim bunder.  Tim ini anggotanya bunder-bunder hahaha  kecuali saya.  Malam itu kami chat bersama sekadar mengobrol ringan, eeeeh ternyata kita sepakat untuk jalan di minggu pagi mencari oksigen diluar  Jakarta. Bogor tujuan kami. Sekitar jam setengah tujuh pagi saya dan bang Zul bertemu di Kebon Jeruk, lanjut ke rumah mbak Dian di daerah  Srengseng untuk sarapan pagi. Mbak Dian ini jago masak, jadi sengaja saya gak sarapan dari rumah hehe. Lupa arah menuju Srengseng  taksi muter-muter sebentar akhirnya sampai juga di Gang Mandor Salim. Mendoan, teh anget, plus mie goreng lengkap dengan udang bakso sudah menunggu untuk disantap. Selagi sarapan ketua tim datang dengan jagoan ciliknya. Utha namanya, baru 3,5 tahun, lucu dan suka ngoceh.  Menyelesaikan sarapan lalu kami semua pamit berangkat menuju  Bogor.  

Jalanan Lancar, obrolan dimobil diisi dengan rencana ingin mengadakan seminar yang tidak 100% berbau obat. Seru karena akhirnya ide-ide gila bertebaran. Ditambah cerita seputar kuliah beberapa tahun yang lalu, maka perjalanan menjadi tidak terasa.  Saya pernah mengunjungi  tempat ini  5 tahun yang lalu, namun tidak ingat arah yang pasti karena banyaknya pertigaan selama perjalanan. Yang Pasti saya harus masuk kawasan IPB Dramaga dulu baru tanya jalan menuju Cibatok lalu masuk desa Pamijahan. Kita ingin main air di curug seribu, curug yang terletak di kaki gunung salak. Ada beberapa curug disana, dan kita penasaran dengan curug yang paling tinggi dan banyak yaitu curug seribu. Tepat menjelang makan siang, kita sampai di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah. Segeeeeer banget, udara siang tak terasa, yang ada kita pingin banget berjalan kaki sambil mengambil napas dalam-dalam. Pohon-pohon rindang dan besar disisi kiri kanan, dan sudah pasti mobil kita parkir sebentar untuk mengambil gambar. Oya untuk masuk kawasan ini, tarif masuknya Rp.5000/orang dan Rp.10.000 untuk mobil yang kita gunakan. 
Tepi jalan pintu masuk Kawasan G.Salak Endah
                                          
Utha baru bangun dan langsung ikut poto :D
        Selesai ambil gambar, kita lanjut lagi dan semua langsung berteriaaaak….Kereeeeen…mauuu Potooo…saat  melintasi hutan pinus. Mobil parkir lagi dan kali ini tidak sebentar karena tempatnya Indah sekali, utha pun ikut sibuk take a picture. Utha ini seneng banget kalo difoto, mirip dengan bundanya, mirip juga dengan tante-tantenya heheh.  Ayoo sudah selfienya..kapan nyampe curug nih…bang Zul mengingatkan kita semua. 



Hutan Pinus yang Menggoda
Bergegas masuk mobil dan mulai terlihat banyak tanda panah dengan nama-nama curug. Kawasan ini memang terkenal dengan banyaknya curug alias air terjun. Kita putuskan untuk ke Curug Cihurang, cukup jalan kaki sebentar tanpa naik turun, curug sudah terlihat. Utha masih takut untuk foto disini, sedangkan bundanya plus tantenya sibuk ambil gambar. 

Berpose di Pintu masuk Cihurang

bunda Winda bebaaas euuy

Airnya jerniiiihhh pingin mandi
Curugnya tidak terlalu tinggi namun tetap indah. Ada dua air terjun di curug cihurang ini. Jernih sekali, airnya sudah pasti dingiiiiin......Kami tidak lama disini, karena kita ingin menuju curug seribu, yang tingginya mencapai 100 meter. Curug ngumpet dan Pangeran kita lewati. Rintik Hujan mulai turun, bertanya kepada penduduk yang kita temui arah menuju curug seribu. Ternyata kami tidak disarankan kesana, selain jarak tempuh yang cukup jauh  (berjalan 2 km) ternyata banyak pohon tumbang karena hujan saat itu diikuti angin besar juga. Akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti sarannya. Dan perjalanan dilanjutkan menuju curug cigamea. Angin dan sejuknya udara gunung tambah terasa, dingiiiin….breeeer…tempat parkirnya sangat luas, dan ternyata untuk mencapai curug kita mesti  naik turun tangga. Sempat take a picture dipintu masuk, lalu kami bersiap untuk menuruni anak tangga yang lumayan jauh. Dari ketinggian saya bisa melihat curug yang tersembunyi di tengah rimbunnya pohon-pohonan. Indah sangat. 


Utha...jalan naik turun tanpa gendong
Tak sabar ingin segera sampai…..eeeeh  hujan menderas, menepi sebentar dan akhirnya memutuskan sambil menunggu reda mencoba terapi dengan ikan. 
Sempat ragu karena takut akhirnya perlahan kaki mulai menyentuh air dan woowwww..geliiiiii..karena ikan-ikan kecil langsung berkerumun membersihkan sel kulit mati. Akhirnya jadi berani, kaki kiri lanjut masuk ke air. Senang…murah hanya Rp.5000 sepuasnya. Setelah bersih, ikan-ikan tersebut mulai menjauh.  
terapi ikan, pingin lagi deh
Bersamaan dengan selesainya ikan memangsa sel mati di kaki, hujan reda, mentari bersinar. Lanjut turun tangga. Utha bocah cilik yang kita khawatirkan minta digendong ternyata tidak sama sekali digendong. Sepanjang  menuruni anak tangga bernyanyi, juga berdoa…lucu sekali  si utha ini. Mungkin seperti papahnya, karena bundanya gak lucu sama sekali hahaha.  Derasnya air terdengar semakin jelas, kereeeen banget begitu curug didepan mata. Ingin rasanya langsung berada di kolam jernih dibawah air terjun namun petugas berulang kali memberi peringatan untuk tidak mendekati kolam besar dibawah curug karena bahaya longsor. Melihat pesona curug dan segarnya udara sudah pasti mengabadikan pemandangan curug dari segala sisi. 



Belum puas namun hari mulai sore dan perjalanan kami masih jauh, Jakarta lanjut
Cilegon maka kaki mulai melangkah meninggalkan curug ini. Saya dari berjalan didepan sambil ngemil kripik kentang, udara dingin membuat mulut harus sering mengunyah hahaha. Terkejutlah saya, tiba-tiba 3 ekor monyet berada tepat hanya beberapa langkah dari saya berdiri. Saya dan teman-teman baru mengetahui jika di curug ini banyak monyet dan akan keluar  rimbunnya pohon jika tercium bau makanan. Mbaa..mbaaa..jangan dibuka makanannya..teriak penjual saat mengetahui ada beberapa ekor monyet keluar dan menghadang jalan kita. Segera saya menyingkirkan bungkus keripik kentang, pucat wajah saya karena ternyata tidak hanya 3, beberapa ekor monyet turun lagi, ada juga yang menggantung di dahan-dahan.  Akhirnya makanan tsb saya simpan diwarung, lalu beberapa pengunjung memberanikan diri menerobos monyet tsb, dan berhasil….monyet-monyet menyingkir. Waaaah….ketakutan berakhir. 
tuh...ada monyetnya....
Masih ngos-ngosan alias cape karena kali ini bukan turun jalannya tapi naik, dibilas dengan sebotol air mineral. Semilir angin membuat malas untuk pulang, tapi kami harus pulang. Dari arah pintu parkir kami ambil kanan, sehingga kami akhirnya keluar menuju jln raya cibatok dengan arah yang berbeda saat datang. Kami melingkar membentuk huruf  O, Bunder…atau bulat yaa….mungkin ini yang menyebabkan dinamakan G.bunder. Curug Cihurang menjadi curug pertama dan curug Cigamea menjadi curug terakhir karena kami masuk dan keluar kawasan wisata ini dari arah yang berbeda. Menyenangkan, ada yang terlewat sehingga terpikir kapan-kapan balik lagi yaitu ke situs kuta, sebenarnya kami sudah melewatinya namun kami lewatkan, saat pulang hendak mampir waktunya sudah tidak memungkinkan.
Perut mulai berbunyi, tanda laper lagi. Pisang keju, keripik, aneka snack, sudah tandas semua. Semula kami akan makan malam di Pepes Patin di Kawasan Bogor namun karena macet kami batalkan dan beralih ke Sentul, makan sate plus gulai. Cepat tandas, karena memang lapernya mulai naik status dari siaga menjadi waspada hahaha.
Jam 8 malam kami semua berpisah, Bang Zul ke BSD, saya ke Cilegon, Tante Dian ke Kebon Jeruk, dan Utha lanjut ke Ciledug.
Lelah dengan one day trip Curug G.Salak, tapiiiiiii segarnya masih terus bertahan dimata. Sejuknya terasa dan hijaunya pemandangan disana membuat lelah menjadi terbayar. Terimakasih teman2 untuk short tripnya, januari kita bikin  lagi yak…Situ Gunung Yuukkkk hahah, special thanks buat bunda winda yang rela pake salonpas kirikanan depanbelakang buat kita semua. Anda layak dapat SIM A plus-plus hahahaha.


Selasa, 25 November 2014

Mengingatmu dan berterima kasih untuk semuanya ^guruku^

       Kemarin, 25 November  sejenak pikiran saya  melayang ke masa-masa sekolah.  Melintas wajah-wajah yang  telah mendorong saya  sedemikan rupa dengan caranya agar saya  menjadi manusia yang lebih baik  darinya.  Kenangan lama itupun seakan bangkit kembali. Kursi kayu, papan tulis, kapur putih, penggaris kayu serta penghapus persegi menjadi bagian yang tak lepas dari kehidupan pendidikan saya. 
             Kemarin, 25 November saya diingatkan kembali tentang kebaikan budi dari para guru. Memulai mengenal huruf, mengenal angka hingga menyambung huruf demi huruf dimulai di sekolah ini. SDN Blok.C, lokasinya tidak jauh dari rumah, dulu saya tempuh dengan berjalan kaki  15-20 menit, tentu dengan langkah kecil seorang bocah berseragam merah putih. Guru saya di kelas 1 bernama  ibu Tatu, kulit putih, bersanggul dan menggunakan kebaya. 0’ya saat itu awal tahun 80an. Seperti ibu Kartini penampilannya. Penggaris panjang kayu selalu dipegangnya. Mengetuk huruf di papan tulis dan saya sekelas mengikutinya dengan suara keras. Berbeda dengan anak-anak sekarang ya…,yang banyak les baca, menyambung huruf dsb.

          Masuk pukul 07.00 pagi dengan suara lonceng besi, berada dibangku kayu itu ditemani ibu Tatu hingga pukul 10.00 pagi. Lancar dengan huruf maka saya mulai belajar menyambung huruf dengan tulis sambung, namanya menulis halus. Kertas untuk menulisnya berkolom besar kecil. Berusaha untuk menulis rapi saat itu, walaupun sekarang tulisan saya berubah menjadi sangat jelek hingga banyak orang kesulitan membaca tulisan saya heheh, untunglah sekarang saya menulis ini dimonitor laptop sehingga teman-teman tidak kesulitan membacanya J. Guru SD saya yang lain bernama ibu Iyong Febriyanti. Bertubuh gemuk, berkacamata dan baik hati, (semoga Allah memberikan kelapangan kuburnya) Beliau menjadi wali kelas saat kelas II, dan saat kelas III saya diasuh oleh ibu Helena, rumahnya dekat sekolah, saya sering mampir pulang sekolah untuk belajar matematika dan senang sekali karena punya pohon jambu batu. Salah satu buah favorit hingga sekarang mungkin karena dulu seringnya makan buah jambu batu. 
Dikelas IV saya diasuh oleh ibu Yati, berlogat sunda, berkulit putih, rambutnya hitam sebahu. Beliau menjadi wali kelas juga dikelas VI. Waah, beliau yang  paling sibuk saat kita semua hendak ujian. Saya ingat betul bagaimana beliau terus-menerus memberikan PR lalu Tanya jawab di kelas. Alhamdlh  saat itu kita semua lulus dan banyak masuk ke SMP favorit. Itu membuat beliau bahagia sangat. Selain guru wali kelas, ada pak Toton, lalu Ibu Isah yang mengajar bahasa Indonesia, dan pak guru olahraga. Masyaallah sampai hari ini saya benar-benar lupa namanya. Maafkan pak. Tapi saya ingat wajahnya. Olahraga yang bisa saya ikuti hanya bermain kasti dan atletik. Main volley, berenang seringnya cuma jadi penonton ;( 
        Lulus SD, saya masuk ke SMP Negri I, yang letaknya juga tak jauh dari rumah. Pulang pergi dengan berjalan kaki. Dulu masih sepi jadi jalan rame-rame memenuhi jalan juga aman. Sekolah saya dekat pasar, dekat Bioskop (posternya terlihat dari jendela sekolah), juga dekat dengan stasiun. Sekarang sekolah saya sudah 2 lantai. Tapi halaman tempat upacara masih seperti dulu, dan saya sangat ingat itu. Maklum dulu sering jadi pembaca UUD 1945 J
Dikelas 1 saya diasuh oleh bu Reny Damaiyanti. Beliau juga guru seni/tarik suara. Wah suaranya bagus, teknik vokalnya keren, berkarakter banget deh (istilah AgnesMo). Dengan beliau pula saya sering menjadi pasukan paduan suara saat upacara hari-hari besar, mengenal istilah stakkato, mars dll dan yang pasti belajar mengenal alat music. Main seruling, lalu clarinet dsb. Beliau sangat disiplin. Dikelas II saya bertemu dengan Ibu Cucu, beliau guru fisika juga. Tidak tinggi, sedikit gemuk dan cantik. Kacamata tak pernah lepas dari wajahnya. Logat sundanya pun kental. Wah …..kalo bu cucu sudah depan kelas saya pasti akan banyak diam. Fisika itu menurut saya pelajaran tersulit, benar-benar dibuat susah. Sampai saat ini saya masih berpendapat seperti itu. Dari beliau saya mengenal istilah energy, kecepatan, lalu bayangan dsb. SMP gurunya lebih banyak, karena tiap mata kuliah pelajaran diasuh oleh seorang guru. Ibu Tuti adalah guru biologi saya, lalu Pak Hasan guru PSPB ( jaman sekarang namnya sejarah deh), Pak Rifai guru agama, dan pak waslam guru olahraga. Di SMP saya menyukai basket, belajar lempar cakram juga sepak takraw. Seru mengingat masa ini. Oya bicara SMP, maka saya pasti akan teringat Bpk. Andi, my English teacher. Bpk Andi ini wow banget. Saya termasuk orang yang suka kena semprot karena englishnya dibawah standar heheh, kata beliau saya kebanyakan makan bakwan. Jadi susah ngerti haha. Mungkin ntar kalo saya punya anak tak kasih keju tiap sarapan biar English gitu hehe. Masa SMP memang masa peralihan maksudnya beralih iseng, beralih sedikit ‘nakal’ J. Maafkan kami pak…,karena pernah menyalakan petasan dalam kelas, mengunci kelas agar pak guru gak bisa ngajar, dan kenakalan lainnya. Kelas III, masa berat. Tiada hari tanpa tambahan pelajaran, bpk dan ibu guru gak cape ngurus kita, memikirkan kita agar lulus dengan nilai maksimal tapi kita asik baca majalah Hai (duuh ibu..maafkan kami).
Saya belajar akutansi juga di SMP, bu Darmi nama gurunya. Mungil, imut. Suaranya pelan. Belajar debet kredit, jadi tau-deh istilah dalam neraca keuangan. Guru yang sangat disiplin untuk urusan PR di SMP ini adalah guru matematika. Ibu yani namanya. saya dan teman-teman langsung duduk tertib, tenang, dan gak berani tengok kiri kanan karena ini pelajaran susssssah banget, KPK, FPB, lalu geometri dsb. 
Subhanallah. Doa buat guru-guruku semua.
1991, masuk dunia sekolah menengah. Kali ini sekolahnya tidak dekat rumah, setengah hari perjalanan dengan bis kota (belum ada jalan tol  jkt-merak). Saya mulai belajar mandiri secara total, jadi anak kost saat usia belum 15 tahun. Tinggal di Jakarta pusat, dibelakang penjara Salemba. Sekolahnya terletak dalam kompeks BPOM. Kecil memanjang, kelasnya cuma tiga. Tapi punya laboratorium terlengkap. Keren dah. Kepala sekolahnya bernama bpk Indiarto kami memanggilnya pak indi, tinggi tegap suaranya pelan. Beliau mengajar fisika juga. Nah….karena suaranya pelan beberapa teman saya sering tidur dengan posisi duduk tegak, dan diktat panjang tebal tetap ditangan, posisi terbuka. Saya tidak tidur tapi yaa itu tadi tetap gak ngerti, karena sejak SMP mata pelajaran Fisika itu sulit. Walau telah lama berlalu namun gaya mengajarnya saya ingat benar. Kacamata itu pasti. Alhmdlah senang sekali masih berkomunikasi dengan beliat di fb. Pak Gurunya keren ya, update terus. Guru saya yang lain bernama bu Tati (namanya sama hehe). Guru kimia anorganik, belajar golongan unsur hingga membuat jembatan keledai agar kita mudah menghapalnya. saya cukup dekat dengan beliau, pesannya yang saya ingat benar adalah saat lulus, saya katakan saya tidak melanjutkan sekolah, mau pulkam dan kerja. Beliau berpesan jangan putus sekolah, jadilah seorang apoteker  dan kamu bisa (ibuuuu...saya berhasil mewujudkannya walaupun tertunda bertahun-tahun...)
Satu lagi guru perempuan saya bernama bu suryati. Asik banget gaya bicara dan jalannya. Bawanya motor vespa. Senangnya memakai blus putih dan rok biru tua bentuk A. sepatu tanpa hak, wajah tanpa makeup, rambut dijepit. Mata pelajarannya adalah ilmu resep, eeh saya belum cerita yaa sekolah menengah atas yang saya pilih adalah sekolah menengah farmasi. Jadi saya belajar ilmu resep. Menghitung dosis, membuat aturan pakai juga belajar membuat obat yang ditulis dalam resep. Tulisan saya yang jelek sedikit tertolong karena di resep tulisan juga banyak yang jelek hahah. Saat kelas II saya punya guru baru, dari Sumbar mengajar bahasa Indonesia. Spesial sekali guru ini di mata teman saya yang laki-laki, mau tahu kenapa??............gurunya mirip model,postur maupun wajahnyaJ.
Guru saya yang lain, Bpk abdulah (semoga allah melapangkan kuburnya). Beliau guru b.inggris, wajahnya sedikit galak tapi beliau baik hati terutama dengan anak-anak kost. Kalo b.inggris menjadi pelajaran terakhir, saya dan teman-teman pernah beberapa kali dibelikan ice cream, makan rame-rame. Sebagian dari kita adalah orang daerah, jadi kebayang dong senangnya ditraktir ice cream. Ada guru saya yang gayanya nyentrik, bicaranya cepat. Kalo sekarang saya berpikir beliau cocok jadi sutradara gitu. Seni banget sedikit gondrong beruban. Beliau mengajar pengenceran, ilmu yang mempelajari seni bagaimana kita bisa menimbang dlm jumlah kecil, mengukur dalam jumlah kecil, Mungkin yang seangkatan dengan beliau adalah guru bahasa latin, Adi Dharma bpk guru kami tercinta (semoga allah menjadikan ilmunya sebagai penerang di alam kubur). Setiap anak farmasi belajar bahasa latin, itulah bahasa yang digunakan dalam istilah farmasi maupun kedokteran. Pak Adhi ini tegas sekali, tulisan kita harus rapi karena memang jika tidak jelas bisa mengubah arti, dalam b.latin huruf a dan o menjadi huruf yang penting. Beliau kalo ulangan selalu membuat dua sisi, kanan kiri akan berlainan soalnya dan selalu di dikte, jawab langsung, tidak akan dibiarkan menengok kiri kanan apalagi buka catatan haha. Sst..ada guru yang muda dan ganteng juga waktu itu, masih single hahaha, saaayaaang kita banyak di lab jadi cuma sempat lirik-lirik aja hahha. Pak Jun itu guru matematika dan pak Rahman guru biologi. Pak Guru yang suka melucu namanya pak Sardi, beliau guru analis kimia. Guru yang super sepuh adalah guru undang-undang kesehatan. Belajar dikelas bersama beliau wajib punya penggaris ditangan kanan, pensil ditangan kiri. Setiap beliau bilang penting maka kami akan menggaris bawahi pasal-pasalnya lalu memberikan tanda seru di bagian kanan tulisan. Alhmdlah metode ini saya gunakan sampai saat ini, menggaris dan member tanda seru.  Wali kelas saya dulu namanya bpk Yayan, beliau mengajar juga ..sebentar namany saya lupa…….akutansi aah bukan..oyaa..yaaa…namanya mata pelajaran administrasi. Pusing karena membuat neraca, lebih senang belajar kimia organik ataupun kimia analisa hehe. Sudah cape bikin neraca eeeeh pas ditutup antara kanan kiri tidak seimbang, dan mesti buat awal lagi, tapi beliau termasuk guru yang sabar gak pernah marah. Sapa lagi .....masyaallah hampir terlupa bpk sobari, sinonim nama pelajarannya. Kita harus hapal nama persamaan suatu obat, ataupun simplisia. Beliau memberikan tips bagaimana kita menghapal isi diktat itu. saya menulis dalam kertas-kertas kecil ditempel di lemari pakaian, cermin, pintu kamar mandi, dekat rak sepatu, sampai dinding pinggir tempat tidur hahaha. Dan...memang berhasil..............mau tak mau saya membaca note itu tiap hari sampai hapal deh. tadi saya cerita yaa, saya jadi anak kost yang uangnya dikirim pake weselpos, tahun itu belum ada ATM, dan kadang terlambat nyampenya. Pak Gite adalah guru kimia yang saya datangi untuk pinjam KTP beliau ambil uang di kantor pos, kalo telat beliau juga yang tahu duluan karena SPP dan uang kost ikutan telat. Subhanallah baiknya guru-guruku. Dibawah ini adalah guru di SMF dan saya meneteskan air mata mengingat mereka satu persatu. Kami seperti keluarga, karena mereka adalah orangtua saya saat saya jadi anak kost, selama tiga tahun bersama di ruang itu. (maaf ada yang saya lupa, bapak bagian TU..:(.

        Disekolah ini kedisplinan kejujuran sangat ditekankan, karena memang itulah yang menjadi penolong kita terlebih setelah lulus bekerja sendiri menangani resep, jadi kita selalu diberi wejangan tentang dua hal tersebut.

Lulus dari sini….lanjut sekolah lagi..tapi ceritanya nanti lagi deh…sudah mesti time out, waktunya makan siang..:D

Rasa terimakasih tentu tidak cukup untuk orang-orang hebat yaitu guru-guruku semua. Sumber inspirasi serta motivasi. Permohonan Kepada Yang Maha Pemurah itu yang akhirnya bisa saya lakukan, mudahkan guru-guruku, perlancar rezekinya, panjangkan usianya, sehatkan beliau2 dan jadikan ilmu yang telah diberikan menjadi catatan kebaikan. Untuk yang telah pergi, saya yakin dan percaya bahwa ilmu yang bapak/ibu guru berikan adalah amalan yang tak pernah terputus untuk bapak dan ibu
Terimakasih guru……………

    

Selasa, 18 November 2014

24 jam bersama di "Palayangan Adventure"

      Akhirnya acara yang dirancang dan sempat mundur berkali-kali terwujud juga.  Beberapa kali pindah haluan, berubah rencana, berubah tanggal , berubah jadwal  dsb. 15 November diputuskan Pasukan Farmasi siap berangkat menuju Pengalengan untuk rafting di sungai palayangan.  Horeeee!!!Rafting cuuuuuy!!!

Persiapan…14 November  menjelang tengah malam....
Semua berkumpul, absen dimulai. Pak ketua sibuk menelepon sopir bis memastikan pukul 01 dinihari bis siap berangkat, teman lain kang andi, kang ibad, kang sukma serta om dodik bolak balik angkut amunisi mulai snack, bekal sarapan, air mineral sampai ke doorprize. Seru banget..karena ini kali pertama aku kumpul bareng dgn teman-teman sluruh kru farmasi utk bersenang-senang. Malam itu apotek jadi rame oleh suara kita, apalagi saat kumpul untuk berdoa plus bermain 369 karena  mba Amanda salah seorang kru harus bergoyang itik karena terkena hukuman hahaha, dan ini menyenangkan hati.

Go..go...15 November dinihari
Masuk dalam bis, cek ulang kesiapan semua, absen ulang dan berangkat. Bismillah, mudahkan dan lancarkan apa yang menjadi harap kami. Bermain untuk mempererat silaturahmi. Bis bergerak, teman-teman masih ngobrol dengan teman lainnya, kamera beraksi, selfie pun dimulai. Heboooh karena kita maju mundur untuk mengejar kamera. Hampir jam 2 pagi pasukan depan sudah tidur nyenyak, pasukan belakang masih sibuk dengan senar gitar. Suara kang andi, kang sukma alias boy plus pak ketua masih nyaring ditelinga, mba Amanda pun tergoda untuk ikut bernyanyi di dinihari itu. Oya..saya duduk bersebelahan  dengan mba amanda  dibagian belakang, bergabung dengan boys band serta para pejantan apotik heheh

Menjelang subuh
Diluar dugaan, mobil berjalan lambat. Bis masih di KM 88 saat adzan subuh. Akhirnya kita sholat subuh di rest area tsb. Mata sudah mulai susah terbuka saat teman-teman mulai sibuk turun dari bis. Jam bergerak menuju pukul 06 pagi. Sarapan pagi special buatan mba retno dibagikan. Uduk dengan ayam goreng plus oreg tempe dibagikan. Paket sarapan lengkap karena ternyata ada kerupuk udangnya hehe. Benar-benar mantaaap, emak beranak dua ini emang jago masak. Bikin ngiri saya…paket lengkap gak cuma cantik tapi juga jago masak. Perut kenyang, ditemani suara agnes monika bus mulai berjalan berkelok. Pemandangan kebun teh, kubis, jagung, cabe rawit menjadi tambahan sarapan mata dan ini bikin segeeeer banget. Senang rasanya karena di Cilegon, saya gak pernah jumpai pemandangan seperti ini.

Action…..!! Pagiiiiiii………………….akhirnya sampai di Situ Cileunca, tempat kita bertemu dengan kang ahmad dari Anhang  Adventure. Kang  Ahmad menyambut kita dengan susu segar, kopi panas dan Pia Kawitan. Susu yang disajikan bener-bener enak….gak amis, terasa gurih dan yang pasti ini murni dari sapi diperah sendiri heheh. Oya  Pia Kawitannya juga enak, saya baru pertama kali menikmati kue ini dan ternyata suka.  Sambil bersiap beberapa teman membeli sandal special yang ditawarkan pedagang, sandal bertali ciri khas anak gunung haha.

Tim Pemerah Susu...:D
Menjelang pukul 08 kang Ahmad meminta kita berkumpul dimulai, salam perkenalan lalu games seru pun dimainkan. Lebih dari 30 menit perut kita dibuat sakit perut karena tawa yang tidak berhenti. Beberapa teman terkena hukuman dan menjadi sumber tertawanya kita semua. Tepuk  ram tam tam ram tam tam tam ..fieeestaaa..fieeestaaa…mengakhiri games kita, dan kita semua bersiap ke tepi danau untuk bertemu dengan kang Dody. 

Andi Action majuu cantik mundur cantik...:)
Ternyata tertawanya tidak berhenti, saat kang dody member arahan tentang aturan yang mesti dipatuhi saat di sungai nanti gayanya asik banget. Bodynya sedikit menyeramkan tapi ternyata lucu juga..mirip sule dia bercerita. Lalu kami dipersilahkan untuk memulai menggunakan perlengkapan rafting. Oyaaa…saya bergabung dengan team Anjana yang isinya emak-emak super cantik plus satu calon pengatin. Dan pejantannya adalah pak ketua haha. Kebayang kan gimana serunya kita saat diperahu. Ini memang bukan rafting pertama kali saya tapi tetap bikin dagdigdug terlebih kru team yang super2 ini hahahha.

Team Anjana
Perahu mulai menyentuh air danau, dayungpun begitu. Segaaaar udaranya…indaaah pemandangan sisi kiri kanan danau dan yang lebih asik lagi airnya dingiiiiiiin binggitz. Berputar sejenak sambil dijelaskan arti boom, pindah tempat, maju mundur serta goyang oleh kang Raja, lalu perahu merapat di tepi danau dan perahu mesti diangkut untuk menyebrang menuju sungai. Kitapun menyebrang sambil tetap mengambil momen sedikit untuk berpoto (teteup wae narsis euy)
Okeee….posisi siap, berdoa yaa..seru Kang Raja, Ranger kita. Bismillah..perahu mulai meluncur..boom….boom….teriakan mulai bergemuruh bersama dengan riuhnya air…segaar dimuka namun sesekali membuat pucat saat bertemu dengan jeram. Tawa riang seakan tak lihat air bertahun-tahun hahaha…Boom kembali…kali ini dengan jeram yang lumayan tinggi..jeram domba. Sempat menabrak batu beberapa batu tapi ini yang bikin tambah seru karena ditengah riuh suara air …suara kang Raja memberi perintah kiri kanan dayung maju mundur tertelan dan tidak terdengar dengan jelas namun tertolong dengan backing vocal yang kompak dari knuy, mba Amanda dan jeng retno, benar-benar meriah suasana di perahu Anjana.


Perahu melambat dan akhirnya tiba di finish. Kita ingin bertemu jeram lagi haha. Oyaa perahu teman saya yaitu mba pipit sengaja dibalikan dan tentu bikin panik kru-nya hahah…seruuu.

salah satu team dgn perahu terbalik
Manaaa ekspresinya...hahahha

Ini ekspresiku ........hahahhaha
Selesai rafting, kami sudah ditunggu dengan sekoteng dan bala-bala serta pisang goreng. Waaah..nikmat banget…sekoteng hangat plus bala-bala panas. Santapan ternikmat tingkat asia tenggara dah..hahah (ingat istilah kang ibad, temen saya). Oya ditempat istirahat ini, ada tempat berbilas juga. Airnya??dingiiiiiinnnn breeeer…..
Bala-Bala Mantaaaapeee...

Sekoteng hangat

Nah, selesai berganti kostum kami diantar ke tempat start alias situ dengan angkot khusus mirip opletnya si Doel (masih ingat gak). Melewati kebun teh, pohon pinus yang berderet rapi membuat kita tak henti-hentinya berdecak kagum.

Sampai di Situ, kami sudah disambut dengan soto bandung dengan lobak sebagai ciri khas, lalu daging gepuk khas pengalengan. Mantaaapppp….perut kenyang kembali. Sebelum dhuhur kami semua berkemas masuk ke dalam bis, salam perpisahan pun diucapkan oleh Teh Vivi perwakilan dari Anhang Adventure. Siaaap lanjut perjalanan.

Mba Kamila sibuk menghitung jumlah nasinya hahahaha
Eeh lupa, 20 menit dari situ cileunca kami berhenti sebentar, melakukan transaksi penting alias saatnya belanja belanji hehe….permen susu, cireng, combring, dodol susu, bandrek susu dan yang pasti pia kawitan masuk dalam kantong plastic oleh-oleh. Bis mulai penuh dengan kantong oleh-oleh. Kalau teman ke Pengalengan tonk hilap meuli Pia Kawitan..nya'ah pisan...plus murah


Owner Pia Kawitan hahaha....,langsung tinjau dapurnya
Macet menuju Cibaduyut. Bis tak bergerak, tapi tetap asik karena saat itu pembagian door prize dimulai. Mbak Kiki pegang komando. Tantangan diberikan secara bergantian. Seru…tawa tiada henti. Kreatif banget teman-teman saya saat memberikan tantangan. Dari mulai pidato in English, sebutkan nama mentri, cerita kisah cinta sampai menyebutkan nama-nama mantan hahah. Tapi ada yang lebih seru saat ada tantangan menirukan suara 10 hewan hahah…..karena kacau bin balau.
Aksi belanja selesai, bus makin penuh. Dari mulai peuyeum sampe batik dibeli, tak ketinggalan sepatu cibaduyut. Saya tidak belanja apapun disini, bingung mau beli apa..hihihi…yang dicaripun ternyata tidak ada… (ssst..aku nyari apa yaaa..)


Lanjut menuju rumah makan Bancakan Trunooyo Bandung. Menikmati suasana tempo dulu dengan peralatan makan yang bikin kangen masa kecil. Sambil lesehan kami menikmati nasi liwet, goreng  paru, sambel oncom dan tentu saja teh hangat yang terasa nikmat sekali. Info nih buat yang mau makan di tempat ini, masakannya beragam dan yang pasti harganya terjangkau. Diiringi hujan deras bis melaju meninggalkan kota Bandung. Tertidur dengan nyenyak, tak tahu lagi akan hujan dan macet, yang terasa adalah dingin.

Tepat tengah malam atau 24 jam bis mulai merapat di Cilegon. Lelah pasti namun tidak mengapa jika saya mengingat apa yang saya dapatkan dalam 24 jam kemarin. Kebersamaan, petualangan, menikmati indahnya alam di Bandung Selatan serta perjalanan yang menyenangkan membuat semuanya menjadi salah satu lintasan kenangan yang terekam dalam benak di 45 hari menjelang tutup tahun. Alhmdlah, terima kasih untuk semua teman dan semua kebersamaannya. Sampai berjumpa di adventure yang lebih gilaa lagi….off road yaaak…membayangkan berteriak dikubangan lumpur haahhhaha….

Kamis, 23 Oktober 2014

Kamu lagi.....!!

Saya dibikin sibuk dan super sibuk sama doi sore ini. Kejar sana kejar sini tapi dia tetap cuek. Ini bukan pertama kali doi bikin saya jengkel, tapi sore ini saya benar-benar dibuat jengkel sejengkel-jengkelnya. Wes....pokoke jengkel tingkat Indonesia Raya. Dipanggil baik-baik gak juga dengar hingga akhirnya saya gunakan gagang sapu plus kemoceng.

Sitiiiiiiiikuuuuuus….berhasil masuk disalah satu kamar yang berada  di ruang tengah dari rumah. Lemari yang berisi seprei –seprei dan selimut menjadi tempat yang nyaman saat saya tinggalkan rumah  lima hari lamanya. Entah bagaimana mulanya, si doi menyelinap masuk ke salah satu kamar ini.  Shock plus pingin nangis sejadi-jadinya  saat  pintu lemari yang sedikit terbuka itu saya buka lebar. Susunan sprei sudah berantakan plus kotoran tikus yang bikin mual. MasyaAllah………………………..ini benar-benar perbuatan tercela………………..mickeeeeeey…………….tak kejar kau……………….!!
sok imut tapi bikin jengkel

Lelah menunggu si mickey yang gak menampakan wajahnya, saya langsung action. Angkut semua sprei yang  ada dalam lemari, masukan mesin cuci, rendam dan putaarrrr………delapan sprei dicuci ulang kembali, putar lagi memastikan semua menjadi bersih bilas berkali kali agar bersih hilang semua kuman dan  akhirnya gunakan pewangi dengan berlebih. Benar-benar kerja ekstra hingga malam gara-gara mickey. uuugh...jemuran sampai penuh dengan 8 seprei ukuran besar ini.

Malam ini  saya nyatakan perang terhadap mickey, saya benar-benar tunggu kamu muncul untuk bertanggung jawab atas semua kekacauan yang terjadi. Belum hilang rasa kesal saya karena beberapa bulan lalu, saat kabel frezeer kamu gigit sampai saya dibuat pusing karena tiba-tiba frezer yang penuh dengan sosis tidak berfungsi, kabel telepon juga kamu bkin putus waktu itu, serta beberapa perlengkapan dapur seperti toples dan tempat minum  dengan brand “tupeerware” yang habis pula digigit kamu dan pasukanmu . 

Perang....mickeey!!!......aku memang takut terhadap kamu tapi malam ini aku tunggu kamu...bertanggung jawablah jangan sembunyi dibelakang lemari itu. Tak akan pernah aku beri ruang untuk kamu. Ini serius yaaa....gak main-main.