Senin, 11 Desember 2017

Turbulensi Kehidupan

Kencangkan sabuk pengaman, jangan panik dan tetap di tempat!. 

Begitu kira-kira pesan peringatan ketika kita mengalami guncangan tidak menyenangkan saat bepergian dengan pesawat. Mungkin saat itu pesawat sedang mengalami turbulensi. Pada tingkat tertentu yang cukup parah, tentu turbulensi ini membahayakan keselamatan.

Rasanya tidak asing dengan istilah turbulensi jika kita bicara tentang pesawat, tentang penerbangan. 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, turbulensi adalah sebuah gerak bergolak tidak teratur yang merupakan ciri gerak zat alir. Sebuah ketidakberaturan itulah inti dari turbulensi menurut saya
.

Hal ini bisa saja kita alami dalam perjalanan kehidupan. Saat merasa sisi kiri kanan sempit, tidak stabil, membuat limbung dan hampir membuat kita terjatuh, saat merasa tubuh ini bergetar terhadap apa yang terjadi, maka kita seakan-akan mengalami turbulensi. Saya memberi sebutan kondisi seperti ini adalah sebuah turbulensi kehidupan. 

Kejadian ketidakberaturan, ketidakstabilan yang dialami karena hadirnya faktor dari dalam maupun luar diri kita. Pijakan harus diperkuat, cara berpikir harus diubah, kreativitas mesti diasah dan energi harus dikeluarkan agar tercapai kembali sebuah keteraturan. Turbulensi kehidupan bukanlah hal yang harus ditakutkan, namun dinikmati karena didalamnya kita akan merasakan sebuah lompatan-lompatan energi yang tinggi.  

Jika seorang pilot pesawat menyatakan bahwa turbulensi adalah bagian dari terbang, maka saya beranggapan bahwa turbulensi juga bagian dari kehidupan. Tidak nyaman namun akan bergerak menjadi nyaman, tidak stabil dan akan bergerak ke arah yang lebih stabil. 

Energi positif biasanya akan melompat dengan dahsyat dalam sebuah ketidakberaturan. Semakin dekat dengan-Nya, merasakan rasa syukur yang dalam dan hidup akan terasa lebih hidup. Mari hadapi dengan tenang jika saat ini anda sedang mengalaminya. Tidak berbahaya, akan membuat hidup menjadi lebih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar