Selasa, 31 Desember 2019

EFEK SAMPING OBAT



Telepon genggam saya tiba-tiba berdering. Panggilan dari rumah yang mengabarkan bahwa adik saya daun telinganya menebal, sekujur badannya terasa gatal seperti biduran, dan keluar darah dari hidungnya. Sontak, saya langsung bertanya, “habis minum obat apa?”. Ternyata belum lama minum obat pengurang rasa nyeri yaitu antalgin. Efek samping yang berupa alergi rupanya memberikan reaksi pada tubuhnya dan cukup membuat panik.

Di lain waktu, seorang pelanggan apotek mencari obat batuk yang tidak menimbukan efek samping mengantuk. Rupanya dia akan bekerja shift malam. Efek samping dari obat yang diminumnya selama ini mengganggu aktivitasnya. Sehingga memutuskan untuk mengganti obat agar tetap dapat bekerja tanpa rasa kantuk.

Gejala-gejala ini merupakan efek samping dari obat. Jika kita membaca leaflet atau kemasan obat, tertulis beberapa istilah farmasi. Diantaranya istilah efek samping obat  Bagi sebagian masyarakat awam, informasi yang tertera ini terkadang dilewatkan begitu saja. Mungkin istilah ini membingungkan dan tidak dimengerti, meski sebenarnya mengandung arti yang penting. Jika kita mengetahui makna yang tercantum di sana, maka kita akan menjadi lebih berhati-hati saat mengkonsumsi obat tersebut.

Arti Efek Samping Obat
Efek samping obat (ESO) adalah efek yang timbul namun tidak diinginkan pada saat pemberian obat tersebut, meski pada pemberian dosis yang wajar, sesuai terapi atau pengobatan. Reaksi yang terjadi dapat bersifat ringan seperti nyeri lambung, mual, mulut kering, namun dapat juga membahayakan bahkan dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan baik seperti sesak napas dan alergi.

 Gejalanya yang Muncul
  1. Efek samping yang dapat diperkirakan akan terjadi. Kondisi ini seperti efek samping mengantuk dari obat anti histamine atau anti alergi.  Jenis obat rifampisin, obat yang digunakan pada penderita TBC dapat menimbulkan rasa mual juga rasa perih di lambung saat mengkonsumsi obat pengurang rasa nyeri jenis tertentu. Bahkan seorang ibu hamil dapat mengalami sembelit saat mengkonsumsi multi vitamin dan mineral.
  2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan. Kondisi seperti yang dialami pada kasus pertama di atas merupakan contoh dari efek samping ini. Bagaimana seseorang mengalami reaksi alergi berlebihan saat mengkonsumsi antalgin. Begitu pula pemberian obat kelompok penisilin  (kelompok antibiotik). Pada orang tertentu  ada yang mengalami syok anafilaksis yaitu syok yang mengakibatkan hilang kesadaran. Kasus kasus  seperti di atas hanya terjadi pada sebagian orang saja.  Pada kondisi tertentu seperti saat akan melakukan perawatan di sebuah rumah sakit, akan dilakukan test alergi terlebih dahulu sebelum pemberian antibiotik. Hal ini berguna untuk mengetahui dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pengaruh Efek Samping Obat Pada Setiap Orang.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya risiko efek samping obat (ESO).
  1. Usia. Penggunaan obat-obatan pada kelompok bayi dan lansia harus sangat diperhatikan.
  2. Genetik. Biasanya pada kasus alergi terdapat anggota keluarga lain yang mengalami kondisi serupa. Dalam hal ini kesamaan faktor genetik memengaruhi ESO
  3. Lamanya pengobatan serta penyakit yang diderita pun memengaruhi terjadinya ESO. Oleh sebab itu untuk obat-obatan yang digunakan untuk jangka waktu cukup lama, dokter akan menyertakan pemeriksaan dari laboratorium secara  berkala. Pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan ginjal, diabetes pun demikian.
  4. Interaksi obat. Usahakan untuk tidak mengonsumsi obat dalam jumlah banyak secara bersamaan. Tanyakan pada apoteker, kemungkinan terjadinya interaksi dari obat-obatan yang dikonsumsi.

Apa Yang Harus Dilakukan
ESO akan menghilang jika konsumsi obat tersebut berhenti. Untuk efek samping yang ringan, tentu tak terlalu menjadi masalah. Namun, saat terjadi efek samping yang berat dan mengganggu kesehatan, segera hentikan konsumsi obatnya, dan datangi fasilitas kesehatan terdekat.
Jangan mengambil keputusan sendiri terkait obat yang dikonsumsi. Seperti minum obat batuk ketika mengkonsumsi obat hipertensi yang ternyata efek sampingnya adalah batuk. Konsultasikan untuk diganti dengan antihipertensi jenis yang lain.
Nah, ternyata dengan mengetahui efek samping obat yang dikonsumsi, dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang timbul. Contohnya Tidak mengemudikan kendaraan setelah minum obat antihistamin, tidak konsumsi obat anti nyeri pada saat perut kosong, memberitahukan kepada dokter/apoteker  jika Anda berobat dan alergi terhadap obat tertentu.
Untuk pencegahan terjadinya kejadian yang berulang, selalu catat dan simpan catatan daftar alergi obat di dompet Anda misalnya. Konsumsi obat sesuai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan.  

Waspada ESO merupakan salah satu langkah untuk mengurangi terjadinya kesalahan penggunaan obat. Sejak saat ini, usahakan selalu membaca keterangan di kemasan obat, dan tetap cerdas gunakan obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar