Selasa, 05 Mei 2015

Bukan Karena Layu Bukan Karena Matang

Ini adalah kali pertama, saya menjumpainya. Biasanya bus yang saya tumpangi akan kedatangan "penyanyi" dari yang benar-benar menyanyi, setengah menyanyi..atau hanya bersenandung gak jelas. Terkadang ada juga yang baca puisi, pantun, bercerita tentang sulitnya hidup di jakarta, sulitnya hidup di penjara dan selebihnya memaki para penguasa bangsa atau memaki penumpang yang tertidur atau hanya melambaikan tangan pelan.Tapi....sore tadi berbeda.....,lepas dari Slipi...yang masuk dalam bus yang saya tumpangi adalah seseorang yang berkisah tentang 'kematian'...seperti penceramah, namun tak panjang lebar..,mungkin kultum tepatnya (kuliah tujuh menit), karena di kebon jeruk, yang jaraknya tak begitu jauh, kakinya keluar meninggalkan bus. 

Pemberi kultum bercerita bahwa daun yang jatuh dari dahan atau rantingnya tidak semua karena sudah layu ataupun kering begitu pula buah yang jatuh dari pohon tidak hanya buah yang sudah masak saja, semuanya dimungkinkan jika pemberi kehidupan berkehendak, sehingga tak ada rumusan, kapan kematian itu akan datang..sekalipun penyakit parah dan ganas hidup dalam dirinya tak ada yang bisa memastikan kapan dia akan mati, begitu pula seorang anak muda yang gagah, bertubuh atletis, ekonominya cukup mapan, karirnya sedang di Top managemnet...tak bisa dipastikan dia akan berumur panjang, bisa jadi lusa, besok atau hari ini kematian merapat mengakhiri hidupnya. 

Semuanya bisa terjadi.........pemutus kehidupan melakukan eksekusi dan kita akan hidup di tempat yang lain ...yang abadi....indah atau tidaknya tergantung bekal yang kita bawa. Tidak panjang dia bertutur, namun pesannya menahan mata saya untuk tetap terjaga. yaaa......tak tua dan tak muda semua serba mungkin...yang sehat...yang sudah renta....tak ada batasannya...Masuk gerbang tol kebun jeruk, dia bergegas turun.....sebelumnya berkeliling meminta keiklasan penumpang untuk sebagian rezekinya....dan sempat saya lihat beberapa penumpang memberikannya dengan ringan..., saya berbincang sedikit dengan "teman" di kursi sebelah...."pesannya mudah dicerna dan gak bikin takut...,"dan ternyata diaminkan olehnya.........jadi ingat mati katanya..

Perjalanan pulang dari rambutan sore tadi ternyata dapat oleh-oleh juga...,terimakasih yaa pak..,teruskan saja bertutur yang sopan, bercerita yang bermakna, menjadi pengingat....pasti dicatat dan akan dinilai...walau nanti tidak dipanggung bus lagi...jangan memaki-maki apalagi sampai menakuti penumpang dengan memperlihatkan lengan yang penuh tato...karena Tuhan akan memanggil kita untuk memperlihatkan nilai kita tanpa menunggu "layu ..ataupun ..masak.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar